malam ini. terpikir yang ada di otaku hanyalah putih… semuanya putih. jam dinding yang kulihat putih, tembok yang kupandangi putih, layar komputer yang ku amati putih, tanganku yang sedang mengetikpun putih. namun ada hanya satu yang hitam, hanya ada satu yang gelap yaitu hatiku. hitam karna tak ada cahaya, hitam karena memang yang kuingini dalam hati adalah hitam.
Dari aku manusia yang mempunyai takdir, dan kini mencoba untuk berbicara tentang takdir. Ketentuan yang sudah mutlak dan akan terjadi. Tak bisa dilawan dan dibantah dengan kekuatan super apapun. Namun kita tak mampu untuk menebak takdir apa yang akan menimpa kita di kemudian hari, di bulan yang akan datang, di minggu yang akan datang bahkan sampai didetik yang akan datang.
Setiap hari ternyata pahit, tak ada manis yang kukecup, tak ada asin yang kukecap, tak ada asam yang kucicipi. Yang ada hanyalah pahit, pahit yang semakin mengental.
Tiga ciri utama bahasa sastra di tinjau dari kajian heurmenetika yang diutarakan oleh Ricouer, yakni bahasa satra itu bersifat simbolik, puitik, dan konseptual. Ada sebuah kesadaran yang dipadu dengan pemaknaan. Yang akhirnya akan sulit atau malah kita tidak bisa sama sekali memberikan sebuah makna secara referensial terhadap sebuah sastra.
Komentar Terbaru