Skip to Content

fahmi n mustaqim

Di Mabuk Tuhan

Adanya waktu menjadi lolongan yang panjang

Berserakan tak mengenal usia

Permohonan dan perbudakan diluar rasionalitas pikiran

Diantara dua sujud air mata berhamburan.

Sebuah Cerita Ketika Piring itu Pecah

Praaang…. Brak… praang….

Piring berterbangan dan pecah beradu menimpa dinding.

Terdengar suara isak yang tersedan.

Tangisan dari perempuan yang malang.

 

Kilah dalam Retorika

Sepenggal episode itu bisa dibuang.

Sepenggal episode kini dapat terangkul.

Eksploitasi jiwa dalam zaman yang memakan waktu.

Sebuah Refleksi ( 5 ) :Penelisiksan Jiwa

malam ini. terpikir yang ada di otaku hanyalah putih… semuanya putih. jam dinding yang kulihat putih, tembok yang kupandangi putih, layar komputer yang ku amati putih, tanganku yang sedang mengetikpun putih. namun ada hanya satu yang hitam, hanya ada satu yang gelap yaitu hatiku. hitam karna tak ada cahaya, hitam karena memang yang kuingini dalam hati adalah hitam.

Sebuah Refleksi ( 4 ) : Bulan Bernyanyi Hingga Terang Benderang

Aku mendengarmu, mendengar suaramu, mendengar hatimu, mendengar isi jiwamu, mendengarkan nafasmu, mendengar nanyianmu, mendengar detak jantungmu, mendengar irama pikiranmu.

Sebuah Refleksi (3) : Bersama Empat Elemen

Kini kedalaman akal tak bisa lagi bersenyawa sejalan kerangka harapan

Sebuah Refleksi ( 2 ) : Dari Takdir Hingga Menuju Apatis

Dari aku manusia yang mempunyai takdir, dan kini mencoba untuk berbicara tentang takdir. Ketentuan yang sudah mutlak dan akan terjadi. Tak bisa dilawan dan dibantah dengan kekuatan super apapun. Namun kita tak mampu untuk menebak takdir apa yang akan menimpa kita di kemudian hari, di bulan yang akan datang, di minggu yang akan datang bahkan sampai didetik yang akan datang.

Sebuah Refleksi : Antara Rasa dan Kegelisahan

Setiap hari ternyata pahit, tak ada manis yang kukecup, tak ada asin yang kukecap, tak ada asam yang kucicipi. Yang ada hanyalah pahit, pahit yang semakin mengental.

Unsur Sastra Dihubungkan Dalam Heurmenetika Ricoeur

Tiga ciri utama bahasa sastra di tinjau dari kajian heurmenetika yang diutarakan oleh Ricouer, yakni  bahasa satra  itu bersifat simbolik, puitik, dan konseptual. Ada sebuah kesadaran yang dipadu dengan pemaknaan. Yang akhirnya akan sulit atau malah  kita tidak bisa sama sekali memberikan sebuah makna secara referensial terhadap sebuah sastra.

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler