Skip to Content

Hamka

Mengenal Sosok Sastrawan Muhammadiyah

Mengenal Sosok Sastrawan Muhammadiyah

Oleh: Asep Saeful Azhar, S.Hum

 

HAMKA TAK HANYA PIAWAI BIKIN ROMAN CINTA

Oleh: Hari Santoso (dalam Suara Merdeka, 9 Nov 2013)

 

APAKAH masih relevan membicarakan Hamka dan karya-karya pada masa kini? ”Masih sangat relevan. Pertama, Hamka mengajari kita untuk mengembangkan toleransi kehidupan di tengah-tengah bangsa yang selalu hendak pecah.

Minangkabau Gerakkan Tangan Penyair

Bumi Minangkabau tak habis-habisnya menginspirasi lahirnya karya sastra. Kemarin (25/3), dua sastrawan nasional melun­curkan karya berupa puisi dan novel.

Buya Hamka Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

Masyarakat Sumbar patut berbangga dan bersyukur dengan ditetapkannya Buya Hamka, dan Syafruddin Prawiranegara sebagai pahlawan nasional. Buya Hamka yang bernama lengkap Prof Dr Abdul Malik Karim Amrullah, sudah sejak lama diusulkan menjadi pahlawan nasional, namun baru sekarang dikabulkan pemerintah pusat.

"Di Bawah Lindungan Ka’bah" Film Berbiaya 25M Targetkan 7 Juta Penonton

MENGISI libur Lebaran, MD Entertainment menyuguhkan film religi fenomenal dan legendaris, ‘Di Bawah Lindungan Ka’bah’. Film yang diangkat dari novel terkenal karya Buya Hamka ini, pernah diproduksi tahun 1981, dengan sutradara Asrul Sani, diperankan oleh Cok Simbara dan Camelia Malik. Dan sukses dalam penayangannya di seluruh bioskop di Indonesia.

"Di Bawah Lindungan Kabah" Segera Masuk Layar Lebar

Novel sastra klasik "Di Bawah Lindungan Kabah" karya sastrawan sekaligus ulama, Buya Hamka, akan diangkat ke layar lebar oleh rumah produksi MD Pictures dan rencananya diputar pada Lebaran 2011.

Produser Manoj Punjabi di Jakarta, Rabu (16/3), menyatakan, karya

Plagiarisme dan Kepengarangan

Plagiarisme dan Kepengarangan

Oleh Seno Gumira Ajidarma

Belum jelas sejak kapan sejarah plagiarisme di Indonesia dimulai. Tetapi, dalam dunia kesusastraan Indonesia, pagi-pagi HB Jassin sudah harus membela Chairil Anwar yang telah menjadi ikon kesusastraan Indonesia, melalui buku kritik sastra berjudul Chairil Anwar: Pelopor Angkatan 45 (1956), dari tuduhan banyak orang yang menyatakan dan ”membuktikan” bahwa penyair itu adalah plagiator.

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler