Skip to Content

Mardiana Kappara

Luka Itu

 

Luka itu datang lagi.

Warnanya masih hitam

Tetapi ada sedikit warna

Kuning, merah, hijau, biru

Dan beberapa warna lain seperti bercak-bercak

Penjual Emping

Seorang emak bersungut-sungut menggoreng emping.

“Kenapa, Mak?”

“Empingku mau dibeli pejabat seharga 1 juta sebungkus!”

Buang Saja

Buang saja lidahku karena aku butuh itu untuk bicara

Buang saja tanganku karena aku butuh itu untuk menggenggam

Buang saja kakiku karena aku butuh itu untuk melangkah

Pintu Tuhan

Tuhan,

Kadang aku datang mengetuk pintu-Mu.

 

Apakah kau ada?

Karena aku hanya mendapati pintu itu tak bergeming.

 

Tuhan,

Menghujat Tuhan

Boleh tidak aku menangis?

Mengucurkan air mata darah dan lengking sesak dadaku pada-Mu?

 

Boleh tidak aku mencela

Aku Tidak Ingin Membunuhmu

Maaf, kalau kupecahkan gelas yang kau suguhkan,

Bukan karena aku ingin menyakitimu.

 

Maaf, kalau kubuang muka ketika mata kita beradu

Ajarkan Aku, Kekasih

Dada ini berdebar, Wahai Kekasih

Berdentum-dentum seperti ledakan.

 

Sedang apa kau, Kekasih?

Sempat kah terlintas sedikit saja serpihan wajahku

Kubagi Jantung Ini dengan Sukarela

 

Jantungku tertusuk panah.

Ingin aku cabut tapi takut luka

Namun kubiarkan nanti membusuk menjadi nanah.

Mau

Apa sih maumu?

Ketika kutanya kau bungkam.

Apa sih pengenmu?

Ketika kubrondong kau tergagu.

 

Cinta (II)

Aku akan memilih seorang sahabat sejati

Sebagai pendamping hidupku,

Aku tidak akan mematahkan sayapnya ataupun sayapku

ketika kami harus berada dalam satu sangkar.

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler