Skip to Content

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (35)

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (35)

mardiana-kappara.blogspot.com - Aku berdiri dari duduk karena tersentak kaget.
Lelaki itu berdiri dengan muka yang masih beringas memandangku.
Dia masih marah. Terlihat sangat marah.

"Kenapa diizinkan perempuan ini menginjakkan kaki di rumah kita?"
Si Ibu berdiri dengan tampang bingung

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (34)

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (34)

mardiana-kappara.blogspot.com - "Tapi 'mudah' tidak ada dalam hidup orang dewasa."

Ujar Robert Spritzel (Michael Caine) pada putranya David Spritz (Nicolas Cage) pada film The Weather Man.

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (33)

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (33)

mardiana-kappara.blogspot.com - Aku mengantar Mbak Nelly sampai ke rumahnya. Kupeluk dia untuk menguatkan sebelum izin pulang. Perempuan itu kembali menangis. Kuelus punggungnya agar dia sedikit tenang. Beberapa kata hiburan yang terlalu biasa kulontarkan di bibir. Aku yakin kata-kata itu tak mampu mengobati sakitnya saat ini. Tetapi kupikir, aku tak punya kata-kata lain.

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (32)

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (32)

mardiana-kappara.blogspot.com - Sudah hari ke-5 semenjak Azzam Sima mengundurkan diri. Telepon dari kantor Wilayah dan Pusat masih terus berdering menanyakan perihal yang kurang lebih sama. Bergantian dengan telepon Yulianto yang mendesakku untuk memberikan alasan tepat mengenai kemarahanku dua hari lalu. Tidak cukup lewat telepon, Yulianto datang ke ruanganku.

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (31)

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (31)

mardiana-kappara.blogspot.com - Sejujurnya aku sedang malas mendengarkan kabar burung jenis apapun, dari yang terhangat, terakurat, atau yang tergosip sekalipun. Suasana hati dan kepalaku sedang terlalu panas untuk disesuaikan dengan suhu ruangan saat ini.

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (30)

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (30)

mardiana-kappara.blogspot.com - Sudah tiga hari Azzam Sima tidak lagi hadir di kantor cabang. Surat pengunduran diri pun telah dilayangkan sehari setelah pertengkaran hebatnya dengan Yulianto ke meja kerjaku. Surat pengunduran diri itu langsung aku fax ke kantor wilayah. Dan kantor wilayah tidak memerlukan jeda terlalu lama untuk memberikan respon.

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (29)

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (29)

mardiana-kappara.blogspot.com - Bukannya ini sebuah fragmen yang begitu sering aku putar di kepala. Adegan yang terlau nyaris tanpa alpa kuimpikan jadi kenyataan. Kalau malam ini kudapati sosok impian itu berdiri di muka pintu rumahku. Jelas aku terbelit rasa gugup, bahagia, dan tak pernah menyangka. Walaupun terlalu sering kuangankan.

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (28)

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (28)

mardiana-kappara.blogspot.com - Siang itu, Yulianto memasuki ruangan Azzam Sima. Diketuknya pintu sambil melongokkan kepala.
Sima baru mendongakkan kepala ke arah pintu setelah mendengar ketukan. Beberapa berkas di atas meja sepertinya terlalu menyibukkan untuk menyadari seseorang berdiri di muka pintu yang terbuka untuk beberapa saat.

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (27)

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (27)

mardiana-kappara.blogspot.com - Aku sudah meniatkan untuk belajar menjadi ikhlas. Apabila rasanya tidak ada yang akhirnya dapat kuraih seperti rencanaku dahulu. Biarlah. Kurasakan diriku menjadi lebih baik setelah perjalanan waktu ini. Aku bukan lagi Mazaya yang dipenuhi keinginan. Aku bisa menjadi lega dengan keadaan berselimut masalah yang menghantamku bertubi-tubi.

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (26)

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (26)

mardiana-kappara.blogspot.com - Jelita. Perempuan itu akhirnya terbang kembali ke Yogyakarta. Ke tempat asalnya. Aku yang disuruh mengantar. Memberikan peluk cium. Pak Sima tidak bisa mengantar karena ada meeting yang harus dihadiri. Perempuan itu sempat menangis. Entah apa yang membuatnya menangis. Hidungnya jadi memerah. Tetapi dia tetap terlihat cantik.

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler