Skip to Content

prosa liris

Utara, kotamu.

 

Kenangan akan kota itu, semakin jelas terbayang. Perasaanku begitu kuat merindui setiap jengkal letak kota itu. Kotamu. Tempatmu selalu mengajakku mewarnai tawaku untuk bersamamu. Aku merindu setiap lekuk jalan-jalan setapaknya. Setiap gang-gang kecil menuju peraduanmu. Jalan yang kau buat agar aku bisa bersembunyi dengan aman dari mereka-mereka yang tak lepas amatimu.

spasi

terima kasih, aku sudah menerima suratmu pagi ini. tampaknya, kau jauh lebih benci padaku dari yang sudah-sudah. maka akan kumaklumi itu.
beberapa hari kemarin, kepalaku pening, entah apa yang membuatku masih pantas untuk dapat merasakan nyawaku sendiri. kau mungkin juga akan berfikir sama. bagaimana mungkin makhluk seperti aku ini masih di biarkan hidup??

Monolog yang Terdustai


Malam ini berisik. Namun hanya di telingaku rasa-rasanya. Suara-suara orang tentang damainya cinta yang tengah membooming di bumi mereka masing-masing. Juga kisah-kisah liris mereka yang berhiaskan jujurnya kasih saying. Sudah sepatutnya membuatku iri dan riskan. Tapi, ah, apa peduliku kemudian?

Berdengunglah lagi cerita-cerita-cerita orang . . .

Surat Terbuka Bagi Para Penyair

-aku biarkan engkau memahaminya sendiri-

Cinta adalah kata kunci atas kehidupan. Kehidupan tanpa adanya cinta adalah hampa –tanpa makna. Betapa banyak orang-orang yang lemah menjadi begitu kuat dan perkasa, disebab karena cinta. Pun demikian sebaliknya, betapa banyak orang yang kuat nan perkasa menjadi lemah dan tak berdaya, karena cinta pula.

Perjalanan Ini Harus Kau Tempuh [-sekerat nasehat untuk diri sendiri dan sahabat-]

”Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya

dengan penuh ketekunan.” (QS. Al-Muzamil: 8)

Saudaraku...

Episode Singkat : Angsa vs Awan Putih

Seekor angsa bertanya kepada langit,
mana yang lebih putih, bulu-buluku atau awan-awanmu?
Tetapi tak perlu lagi jawaban karena hari jadi mendung
Awan berubah kelabu dan langit menjadi gelap.
Tidak ada sepotong awan putihpun bertengger di atas sana.
Semuanya menghitam dan kemudian tercurah ke bumi
dalam tirai hujan yang berkepanjangan.

Marah ... untuk apa?

Manusia, lahir membawa hak asasi, juga membawa trah sebagai zoon politicon sekaligus homo homini lupus..

 

Saya, seperti manusia yang lain bisa lebih baik dari malaikat, bisa lebih buruk dari setan.

 

SEPOTONG KATA

ketap-ketip matamu menatap

aku salah tingkah, resah sendiri

serupa batu; diam

angin menebar wangi rambutmu

di ujung hidung aku mabuk kepayang

diamuk rasa

DI DEPAN KACA

di depan kaca aku bersiul laksana pawang

memanggil burung-burung mendekat

masuk perangkap

tetapi aku tidak sendiri

ada cecak di dinding menatapku

NYANYIAN API

Lelidah api menjulur

Mengulum ranting-ranting kering

Siang sumuk dan matahari

Berdansa dalam pekat asap

Gonjang-ganjing hutan terbakar

 

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler