Tersesat begitu jauh dalam lorong waktu. Seseorang yang tak bernama
memainkan serunai tulang serigala. Nada-nada luka meremang dari setiap lantun
Senja telah silam. Kenangan itu terurai kembali dan aku mematut sedih.
Segaris masa lalu membawa hati pada sebuah penghujung. Kebersamaan itu.
Dari ingatanku yang murung kau tak ubahnya penggoda. Pusat tatap
dari sejuta kagum ingin dilumatnya setiap inci milikmu. Getas aku
membalik fakta marilah kita gugat Shakespeare penuh marah
kau sosok Juliet sepanjang kuingin Romeo adalah aku tengah kasmaran
kita istirah sejenak di jantung Taegu musim dingin telah di ujung mata
seperti kesurupan aku berlari dalam rinai salju melayang seperti kapas
yang ada padamu selarik senyum biasa
milik perempuan kebanyakan dan tak kutemui
rahasia tersimpan dalam sosokmu tak menggodok ingin
andai saja kumaki engkau pada siapa aku merayu? berpaling
alangkah tak nikmat melarung harap tanpa tempat bernaung
sesungguhnya aku terjebak dalam metafor rupa dan warna
sejak kau memilih pergi kepak sayapku patah sebelah
diterjang angin hilang keseimbangan serupa lelayang lepas tali
begitu rupa dan ombang ambing
ternyata begitu sederhana menu cinta sajian ibu
pada ayah ia suguh salarik senyum sambil menata
selembar hati merah jambu dalam piring siap
telah banyak kutulis lika-liku pencarian dalam rupa huruf
dari kata seujar tersesap makna bersayap belati melukai
rasa yang tak sampai pada ingin yang dalam
Komentar Terbaru