Skip to Content

prosa liris

KUTUK ITU SAKTI DARI MULUT IBU

Tersesat begitu jauh dalam lorong waktu. Seseorang yang tak bernama

memainkan serunai tulang serigala. Nada-nada luka meremang dari setiap lantun

PADA GARIS BATAS TITIAN

Senja telah silam. Kenangan itu terurai kembali dan aku mematut sedih.

Segaris masa lalu membawa hati pada sebuah penghujung. Kebersamaan itu.

DARI INGATANKU YANG MURUNG

Dari ingatanku yang murung kau tak ubahnya penggoda. Pusat tatap

dari sejuta kagum ingin dilumatnya setiap inci milikmu. Getas aku

SEPANJANG KUINGIN

membalik fakta marilah kita gugat Shakespeare penuh marah

kau sosok Juliet sepanjang kuingin Romeo adalah aku tengah kasmaran

DI JANTUNG TAEGU

kita istirah sejenak di jantung Taegu musim dingin telah di ujung mata

seperti kesurupan aku berlari dalam rinai salju melayang seperti kapas

ENGKAU BUKAN MONALISA

yang ada padamu selarik senyum biasa

milik perempuan kebanyakan dan tak kutemui

rahasia tersimpan dalam sosokmu tak menggodok ingin

ANDAI SAJA KUMAKI ENGKAU

andai saja kumaki engkau pada siapa aku merayu? berpaling

alangkah tak nikmat melarung harap tanpa tempat bernaung

sesungguhnya aku terjebak dalam metafor rupa dan warna

SAYAP PATAH SEBELAH

sejak kau memilih pergi kepak sayapku patah sebelah

diterjang angin hilang keseimbangan serupa lelayang lepas tali

begitu rupa dan ombang ambing

TERNYATA BEGITU SEDERHANA

ternyata begitu sederhana menu cinta sajian ibu

pada ayah ia suguh salarik senyum sambil menata 

selembar hati merah jambu dalam piring siap

ANTOLOGI RASA

telah banyak kutulis lika-liku pencarian dalam rupa huruf

dari kata seujar tersesap makna bersayap belati melukai

rasa yang tak sampai pada ingin yang dalam

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler