Skip to Content

prosa liris

DENGARKAN AKU DAN JANGAN PENGECUT

dengarkan aku dan jangan pengecut lelaki

engkaulah penatap rembulan itu karena tak kau temui

caramu mengungkapkan rasa menemui pelik

GELISAH, KELUH DAN JUGA RINDU

setiap terbayangmu gelisahku mengubun sontak

padamu bernama perempuan aku bertanya

ada apakah ini hingga aku menggembol kutat

MENGAPA AKU BERNAMA

bagiku cukuplah kau sebut aku lelaki suka-sukamu mengapa

aku bernama selain lelaki tentu tak milah rupaku

jejap tatap mengarah bilah pisau dan aku masih lelaki itu

SEORANG BAPAK DAN LAYANGAN DI TANGAN

seorang bapak dan layangan di tangan menatap

langit bergeming seperti hari-hari lalu tak pernah

berkeping impiannya menunggu tiba saat kepulangan

SENJA DI TANJUNG AN

Pelungguh ditikam rabun senja ketika para lelaki menawarkan angkara murka. Dari gurat itu

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler