dengarkan aku dan jangan pengecut lelaki
engkaulah penatap rembulan itu karena tak kau temui
caramu mengungkapkan rasa menemui pelik
setiap terbayangmu gelisahku mengubun sontak
padamu bernama perempuan aku bertanya
ada apakah ini hingga aku menggembol kutat
bagiku cukuplah kau sebut aku lelaki suka-sukamu mengapa
aku bernama selain lelaki tentu tak milah rupaku
jejap tatap mengarah bilah pisau dan aku masih lelaki itu
seorang bapak dan layangan di tangan menatap
langit bergeming seperti hari-hari lalu tak pernah
berkeping impiannya menunggu tiba saat kepulangan
Pelungguh ditikam rabun senja ketika para lelaki menawarkan angkara murka. Dari gurat itu
Komentar Terbaru