Desiran angin meniupkan kenikmatan kedalam pembuluh darah, rasa lapar dan hausnya lidah menjadi perkara indah. Di saat momentum kesadaran berjalan menuju puncak vibrasi Tuhan.
Panas mentereng, matahari yang kepanasan akibat tingkah polah manusia. Tidak peduli dinginnya sang waktu yang memang enggan memperhatikan sekitar jagat maupun Andromeda dan bima sakti.
Jeritan dalam jiwa, aku ingin pulang (Ebieth G Ade)
Setelah sekian lama merantau di negeri orang, terbersit rindu akan kampung halaman, rindu keluarga tersayang, tentang romantisme masa lalu,. Bagi mereka yang mencari nasib, semisal mencari pekerjaan, mencari ilmu, mencari petualangan, bahkan mencari jodohpun mungkin ada.
Dan dalam masa yang tak henti, sebuah sketsa tentangmu, terbit dengan mudahnya di segala sudut. Selepas ku terbangun. Memberatkan naluriku untuk membuka mata dalam ketegaran. Embun pagi ini, ikut melayar di pipi. Setelah sebentuk sketsa mampir senja tadi. Ya, tanpa sungkan lagi. Dia. Kamu. Itu bukan selanskap intermezo. Lebih.
Aku seekor domba jantan yang kehilangan gairah bercinta. Aku tidak tahu penyebabnya. Majikanku beberapa kali memaksaku mengawini betina. Bukan aku tidak ingin, tapi aku tidak bisa. Aku sendiri heran, aku merasa nyaman jika berada dalam kumpulan domba jantan. Aku merasakan kehangatan tidur berhimpitan dengan meraka. Namun aku diperlakukan buruk.
SePeRTiNYa SeMeSTa TaK PeRNaH BoSaN MeMPeRMaiNKaN HaTiKu iNiKaH "NaSiB HaTi" iNi SePeRTi YaNG PeRNaH KuGuRaT DaLaM SeBuaH PuiSi NYaTa SeKaRaNG SeMeSTa MeNGiRiMMu uNTuK TeRLiHaT oLeHKu BeGiTu NYaTa BeGiTu DeKaT SeTeLaH Kau JaDi MiLiK oRaNG LaiN MeNGaPa TiDaK DaRi DuLu SeMeSTa HaDiRKaN DiRiMu DiHaDaPaNKu
Komentar Terbaru