Skip to Content

Puisi Asmi Dewi

Musim yang Muram

1

lentera menggeliatkan bayang-bayang. kota yang muram

ditimpa musim tak menjanjikan

apa-apa

REQUIEM

Batas duka

     adalah semaraknya senda 

dari bibir ranum

     pentas kehidupan

Layar Terkembang

Kapalku merapat sisi

Danau hilang warna

dingin menunggu rindu basi

Kenangan Itu

sebuah tungku memelihara kata-kataku

setiap puisi yang lahir menjadi bom. buas dan mengiris-iris cuaca

kutimbang debu dari reruntuhan hatimu

menaburkannya sepanjang aspal, pucuk jembatan dan bibir laut

PLATONIS

aku menyimpanmu sebagai rahasia kecil di tempat lembab

yang hanya dikenal oleh darah dan plasenta

 

kelahiran demi kelahiran membunuh almanak di dinding

PERMINTAAAN

aku memberimu doa

sebab senyumku bintang jatuh

mari berbagi mimpi dan syahwat denganku

kukenal tepi langit dan ujung bumi

lebih dari cuaca

Orkestra Cinta

mendung yang mengingkari

kemarau

menaungi keletihan

rumput di padang hatiku

Narasi Buku Tua

aku menerjunkanmu ke ladang kata-kata

yang membangun tubuh dan jiwaku

tempat misteri menemukan jalannya pulang

HAMPA

Apakah aku mengingatmu

di cerita yang terekam trotoar

tanpa sengaja

dan pejalan kaki tak dikenal

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler