Secangkir kopi mengepulkan kehangatan
dalam lorong jiwa yang kelam.
derap langkah kaki orang berdatangan,
melihat sepintas, lalu mencibir ringan
Benalu pintar selalu menjalar
Menghapus puing kesendirian didera hujan
Merasakan isis tanpa fotosintesis
Menyengat arteri lebih dari matahari
Jika tak sanggup menjadikanku penuntun jalanmu
ULUL AZMI
UNTUKMU TEMAN
Putih melukis pagi Embun cucur Saat melati meluncur di hati Ya, melati Kuncup yang berputik Dalam remang senja kemarin Tabir ulu, 15 februari 2012
Langit masih menggantungkan bulan di dadanya Berkalungkan gemintang Masih serupa seperti yang kita lihat sekian tahun yang lalu Saat malam indah Berlantaikan tanah
kau adalah fajar
'sinarmu
terus memancar
'senyumu
Dulu kau melihatku,
Dulu kau mengenalku,
Dulu kau menyayangiku,
Tanpa ada rasa benci sama sekali dihatimu.
Ingin rasanya aku melihatmu lagi,
Dulu kita selalu ada,
Dalam kehangatan,
Akan kebersamaan,
Akan keceriaan,
Dan,
Yang ku ingat sekarang,
Hanyalah akan cintamu.
Komentar Terbaru