Skip to Content

puisi edi sst

Serasa Apakah Perihnya?

Serasa Apakah Perihnya?

Emprit Kembali Bercicit

Emprit Kembali Bercicit

oleh edi sst

 

Kemarau basah ini membawa kabar

Yang melekat biru di batu dan akar bakung liar

Kupendam Diam-diam

Kupendam Diam-diam

oleh edi sst

 

Kupendam diam-diam begitu dalam

Seutas tali cinta tanpa atas nama

Kunang-kunang Yang Lelah

Kunang-kunang Yang Lelah

puisi edi sst

 

Dengarlah tembang itu mengalun semilir

Membuai bersama arus angin mengalir

Kucintai Batu-batu

Kucintai Batu-batu

oleh edi sst

 

Kucintai batu-batu

Setelah kau tanggalkan waktu

Kini Sentuhanmu

 

Kini Sentuhanmu

 

Kini sentuhanmu terbayang melambat begitu lembut

Semuanya terhanyut dalam alun rambutmu tergerai

Kuncup-kuncup Itu

Kuncup-kuncup Itu

oleh edi sst

 

Sejak air terjun yang tumbuh

Di keheningan hutan juga menggemuruh

Kau Datang Membadai

Kau Datang Membadai

oleh edi sst

 

Secangkir kopi hitam telah dingin

Koran pagi pun tak terjamah tak terbaca lagi

Orkestra Musim Tua

Orkestra Musim Tua

oleh edi sst

 

Kupetik sebuah kaset di ranting hatimu

Terputarlah lantunan lagu berdebu

Debu di Pokok Randu

Debu di Pokok Randu

puisi edi sst

 

Tengoklah, kupu-kupu pemberi warna harimu

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler