Standing in between the walls of the abstract
Eyes sliced with the glare of light in
Cruel smokes from stomach ashtray
Entering the imagination gap that still a virgin
aDa GuNDaH YaNG TeLaH PeRGi aDa ReSaH YaNG TaK LaGi KuPeDuLi aDa RiNDu YaNG TeLaH KuBiaRKaN MaTi DaLaM HaMPa KuiNGiN MeNiKMaTi HaRi HaRi
Kita lahir dari rahim kegelisahan yang sama Dibesarkan dalam rentang plasenta waktu yang berbeda Kita pernah sama berada di sudut menikmati larut
aKu TaK FaHaM aTaS aPa YaNG KuaLaMi SaaT iNi HaTiKu TeRKaDaNG BeRHaRaP
Normal 0
Oleh Faqih Hindami
Kita melangkah berdua.
Keluar dari pekarangan.
Bicara hidup. Bicara tentang cinta yang kalis.
Tanpa ketawa, tanpa kecewa.
Melangkah pelan. Kita abaikan juga
Cemburu dan kegamangan
Di tengah jalan yang tak pernah terduga,
Ratapanku jatuh pada percakapan tanpa makna
Yang mengantarkanku ke pintu ruang emosi.
Pernahkah kau berpikir ingin berlari tapi tanpa tahu setelah itu.
Pernahkah kau merasa tempat kau dan aku berpijak, tak mendamaikan kita.
Ku berkesimpulan ada saat kita perlu pergi dan tak usah kembali.
Tempat kita hidup sarat dengan temali yang kusut. Kekusutan yang terkadang kita juga mengambil peran.
Komentar Terbaru