Tak dapat berbuat
Hanya ada iba dalam sudut pandang
Merasa terpojok oleh kenyataan
Merasa takut sebab penglihatan
Tuhan
Tatapan seorang bocah lugu
Mengusik pikiranku yang temaram
Segurat wajah getir melihat jauh kedepan
Diatas sebuah kursi roda kusam dan lusuh
Ketika hati bersandar pada ketidakpastian
Kebimbangan menoreh rasa kecewa
Ketika hati bersandar pada yang menciptakan hati
Ketenangan tercipta menyelimuti khalbu
Sampai nanti di penghujung waktu
Selera yang manalagi kan di karungi
Duka derita dan suka cita mengalir dengan sandaran angin yang berdesir
Inilah buku catatan suci
Hidupku tak seindah milikmu
Hidupmu tak sehebat milikku
Kita hanyalah lakon
Pada panggung yang kian merapuh
“Wahai cantik” katanya oleh bambu
berlenggak-lenggok pikiran dalam serumpun
terbuai halusnya perisai tubuh
“lepas, lepas, lepas” teriaknya memaki bambu
Komentar Terbaru