sepertihalnya bencana yang begitu dahsyat
mengguncang
memporakporandakan
membuat diri terpelanting
yang sekuat apapun tangan berpegang
tumbuk
petani jawa memberi sebuah istilah tumbuk
adalah saat matahari ada digaris tengah
dan puncaknya matahari di titik tengah
pada tengah hari
kesibukan ini telah menghempaskan kita
jangankan untuk runduk pada-Nya
nikmatnya makanan aja tiada terasa
apa lagi pulasnya tidur
jenaknya beristirahat
kalaupun seribu kali engkau berkata cinta
tiada akan terasa dalam sanubari ini
karena kedekatanmu hanya fisik belaka
bahkan sampai di atas ranjangpun
tinggalkan aku di sini
aku tak lagi lincah bergerak
aku akan belajar menguari langkah dengan diam
siapa tahu aku akan melampai langkahmu
lhoh........
aku kira engkau hanya bercanda
bermain
dan sekedar melampiaskan kesepian
tapi kian lama kok kian mesra
hingga aku terperangah
ternyata kebesaran jiwa tetap menghias hidupmu
senyum yang senantiasa mengembang
aura yang senantiasa ceria
tentu merupakan pantulan keikhlasan hatimu
terdengar suara lirih bersama hembusan angin
menerobos jendela yang tengah terkoyak
bahwa genggam keteguhanmu akan terlepas
entah apa yang menyebabkan
kenapa seringkali engkau palingkan hati
padahal suara hatimu tetap di sini
dan sungguh nampak engkau tetap di sini
sorot mata yang engkau pancarkan
yang membuat hati ini pedih bukanlah kata-kata
tetapi perilaku yang tak lagi bersahabat
pandangan mata yang menistakan
dan menganggap diri sendiri yang berjasa
Komentar Terbaru