Pada remang
langit berarak sesak ke arah kita. Melambai ke penjuru
gerah mengusir udara. Tersayat aku oleh patahan kata-kata
Kusesap gurih teh dalam cangkir pagi hari. Legit di ujung lidah membetik selera sambilan
menerawangi semangat pemetiknya di lereng sejuk Jawa Barat. Di perkebunan milik PN itu
Di selasar negeri Serambi Mekkah kita bertukar pandang. Luas padang dan puing
menimbun para pendulang nyawa dalam sekejap. Merentet ke selatan bau amis memenuhi
telah banyak kutulis lika-liku pencarian dalam rupa huruf
dari kata seujar tersesap makna bersayap belati melukai
rasa yang tak sampai pada ingin yang dalam
setiap terbayangmu gelisahku mengubun sontak
padamu bernama perempuan aku bertanya
ada apakah ini hingga aku menggembol kutat
detak waktu terus memungut sisa-sisa petang
jemarinya perlahan menetaskan gelap dilangit-langit magrib
tentang sebilah senyum yang menebas pandanganku
Komentar Terbaru