Skip to Content

Puisi Kita

PENAMBANG LUKA

Pada remang

langit berarak sesak ke arah kita. Melambai ke penjuru

gerah mengusir udara. Tersayat aku oleh patahan kata-kata

SECANGKIR TEH DI PAGI HARI

Kusesap gurih teh dalam cangkir pagi hari. Legit di ujung lidah membetik selera sambilan

menerawangi semangat pemetiknya di lereng sejuk Jawa Barat. Di perkebunan milik PN itu

LAUTAN AIR MATA

Di selasar negeri Serambi Mekkah kita bertukar pandang. Luas padang dan puing

menimbun para pendulang nyawa dalam sekejap. Merentet ke selatan bau amis memenuhi

ANTOLOGI RASA

telah banyak kutulis lika-liku pencarian dalam rupa huruf

dari kata seujar tersesap makna bersayap belati melukai

rasa yang tak sampai pada ingin yang dalam

GELISAH, KELUH DAN JUGA RINDU

setiap terbayangmu gelisahku mengubun sontak

padamu bernama perempuan aku bertanya

ada apakah ini hingga aku menggembol kutat

17.52 Wib

detak waktu terus memungut sisa-sisa petang

jemarinya perlahan menetaskan gelap dilangit-langit magrib

tentang sebilah senyum yang menebas pandanganku

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler