Skip to Content

puisi kritik politik

DEMO BURUH

Di bawah siraman hujan yang tengah melanda 

ribuan buruh turun ke jalanan, demo buruh

menuntut kenaikan upah untuk hidup layak

Sebatang Menantang

Sebatang rokok menantang keadaan
Yang tersimpan rapih dalam bungkusan sepi
Tiada kawan dan saingan
Menanti menunggu datangnya api

Si Tangan Besi

Aku lah si tangan besi

Mataku satelit, tatapku bengis

Liur dan lidahku api

Tidak mengenal tangis

Gurita

Aku ingin samakan engkau dengan gurita

Dengan penghisap rupa bulatan-bulatan,

Engkau bergerak lalu menangkap buruan

ANAK-ANAK BANGSA

Wahai penguasa negri

anak-anak bangsa adalah kehidupan di masa mendatang

 

mereka dilahirkan dalam situasi dan kondisi pembangunan  nasional

GANTUNG

Aku akan menggantungmu

di puncak Tugu Monumen Nasional

 

Karena engkau sendiri yang berjanji

bila terbukti korupsi

 

Melupakannya !

Legenda cerdas menentang emosi dengan nalar,

bersembunyi misi besar

maha guru, pemikir lincah, peran berlimpah

terus diburu dan tak tentu rimbanya,

 

Dear September,

And here we stand to watch the theatrical life

That completely dark to be touched by heart

There’s no home for sincerity to survive

We screamed on the equator so hard

Hidup Tragis, Mati Untuk Berjuang

Moral.. Emosi..

Di atas aspal panas

Teriakan kejujuran di bawah terik surya

Tidak lebih panas dari kemarahan

yang hanguskan tubuh

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler