Skip to Content

puisi kritik sosial

PENDOSA

Hujan telah turun, dia tak tahu harus

Berbuat apa, namun takdir memaksanya

Keluar dari peraduanya, berdiri, mematung

Membiarkan hujan membasahinya.

 

MARI, BERSAMA KITA BISA

Janganlah diri kita merasa lelah kawan

Biarlah mereka itu mau berkata apa saja

HANYA UTOPIA

Menyulam aksara dalam kata menjadi narasi panjang

Janji-janji manis menghipnotis jiwa-jiwa melankolis

Menentang Senapan Berlaras Panjang

Menentang senapan berlaras panjang

 

Aku datang di kotamu

Merekapun datang dikotamu

Aku bilang tolak

O NEGRIKU ( Haiku-ku)

1

Tsunami datang

Laut berombak garang

Meroboh tiang

PEMBURU

Di ladang perburuan yang tak kenal nurani

Para politisi menyandang bedil dan segudang peluru

MATA GELAP KEBENCIAN

Si Pendulang Keuntungan di air keruh kegaduhan

Ia yang memercikkan bara kebencian ke matamu

SANG PENARI TOPENG

penguasa yang bermahkotakan buih-buih lautan

kelebat nafsu birahi para politisi mengarungi langit kekuasaan

ANJING KAMPUNG

Angin kebencian di kampungku sedang bertebar

Bara permusuhannya berkobar-kobar

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler