Skip to Content

puisi kritik sosial

Nyayian untuk tuan

Tuan-tuan sayang

aku punya uang

tolong licinkan jalan

untukku menuju kahyangan

Menjemput Hujan

Langit tak berpelangi Mencari butiran tetes hujan

Kutukkan Pencari Kayu Bakar

 

Duduk lelaki tua dengan napas tersengal

Air mata berkaca

Sebuah gelas retek di pejamuan. By Soei Rusli

Bukan salah sang koki

Pada hidanganku

Gelas aku genggam jangan air tumpah

 

 

 

Perjalan kita masih jauh

LIHATLAH MEREKA

Lebarkan mata kalian.
Lihatlah mereka yang dierami luka.
Luka yang tak bengkak Tak berdarah tak bernanah.
Luka Tertikam ketidak adilan.
Lalu terdampar pada ketidak pedulian.

ada

ada anak kecil berlari telanjang kaki memelas harap dibalik kaca sedan tua...
ada kakek renta meratapi receh dalam kaleng...

Mereka Yang Terluka

Jeritnya kini semakin tak terdengar, ditelan angkuh lalu lintas kota...
Tempatnya kini didalam hati, bersemayam bersama rontak...
Pandangannya kini sayup-sayup,

Gelap

Menggeliat dilangit-langit

Meronta dipusara

Melihat tapak kaki

Melangkahi sejarah

Diujung badik cerita dituliskan

Mati sudah Masa depan...

DARI SEORANG GELANDANGAN KEPADA KORUPTOR

keluhan apalagi kutuang di malam dingin yang merasuk tulang

tubuh kumuh yang telanjang ini telah lama akrab bermain dengan angin

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler