Skip to Content

puisi luka

Lupa

Tuhan, akalku terbatas

Tapi hamba kerap merasa cerdas

Kala lelah menghadapi masalah

Kadang bertanya, kenapa aku ada

 

Aku lupa, daya ingatku

Dalam Diam

Aku memilih bersikap biasa

Sedemikian datar di tengah kesal

Bukan berarti tak tahu apa-apa

Tapi aku percaya ada Rabb Sang Maha

 

Masih Nama yang Sama

Lihatlah aku, masih setia di sini
Di pelipis kenangan kita di suatu hari
Tak peduli engkau telah lama pergi
Merajut hidup bersama dia tanpa permisi

Ketika cinta harus memilih

Memang terasa sulit ketika harus melupakan sosok yang selama ini pernah tinggal dalam hati,merangkai memori bersama dalam kebersamaan itu pun akan menjadi sesuatu yang sulit karena segala keindahan ke

Luka

Luka

Anak panah itu
melesat cepat
tanggalkan sebilah busur
menghunjam
tepat di ulu hati

meleleh sudah
darah bercampur nanah
lumuri kemeja putihku
nodai sucinya

Jangan kau cabut

aKu TeLaH TeRLuKa

Kau aJaRKaN
aKu CiNTa
Kau BiaRKaN
RiNDuKu BeRGeLoRa
Kau WuJuDKaN
MiMPi MiMPiKu YaNG BeLuM SeLeSai KuReNDa

SAJAK YANG BEPENDAR DI MATA

bahkan tak ada yang lebih luka

selain sajak-sajak yang berpendar di mata

hingga basah

pasrah

dan kau, si hati

hanya sebatas diam

Seperti Angin Kemarin

seperti angin kemarin

masih ada tawa yang bersenyawa

dengan sekelumit kenang di bukit remang

 

seperti angin kemarin

tak harus ada judul

Asa makin tak nampak

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler