Aku terdampar di rawa-rawa sunyi tak berpenghuni
dimana kesunyiannya tak lagi mengalunkan ombak resah
sejauh mata memandang terlihat rerumputan menghijau
Malam sunyi malam berdetak
Suara jam dinding berdetak-detak
Detik detik waktu terasa menghentak
Entah seberapa lama ia telah berlalu
engkau boleh saja berkata sebagai pemilik segenap jiwamu
segala daya upaya dan kekuatan yang ada pada dirimu
dengannya engkau telah berbuat banyak selama hidupmu
Dalam kegelapan dunia berawal
dan dalam kegelapan pula ia 'kan berakhir
di sela-sela dua kegelapan itu kita hidup
Melukis awan di langit kehidupan
dengan tangan hati berkuas angin
pada kanvas hasilnya berubah-ubah
Gumpalan awan putih kadang berubah menjadi gelap
Suatu waktu seorang sufi muda berkata kepada gurunya
Katanya: "Beri aku ilmu untuk memerintah angin"
Ketika angin pun datang dan siap diperintah
mulut adalah kata-kata
hidung adalah kata-kata
telinga adalah kata-kata
mata adalah kata-kata
kulit tubuh adalah kata-kata
hati adalah kata-kata
Sekian lama tak kulihat dinding waktuku
Tersimpan dalam selubung tirai sutra biru
Ketika kusingkap, kudapati pesan-pesanmu
Di ufuk langit senja segera 'kan berlalu
Lembayung perlahan pudar dan gelap kian merambat
Matahari perlahan menghilang di kejauhan
Dalam kegelapan malam
dingin menggigit menusuk tulang
Hati mengikis sunyi melukis mimpi
berlayar dikeluasan samudera hati
Komentar Terbaru