Skip to Content

Puisi perlawanan

Pendekar Merah

Pendekar Merah

Oleh: M. Sabilulhaq Mardhatillah

Aku mendebu begitu matahari menyorotiku

Di simpang yang tak ada tiganya

batu berguling

Simpati untuk iblis

ayahnya batu berguling

Maher baba spiritualis

Gerakan menghindari perang

 

Seperti patung liberty

Rt 04 Jati bulak Bekasi Timur

Rt 04 ada lapangan besar
Rt 06 ada tempat sampah besar
Dahulu di lapangan itu tempat bertanding
dari sepak bola sampai tari piring

Berdesak bangunan itu di rt 04
Tempat aku dibesarkan

rusak

Ada jalan rusak
Lampu penerangan rusak
Rambu lalu lintas rusak
Sistemnya rusak

Negeri tanpa solusi....

kamar bujangan

Tanpa pintu
Tumpukan buku
Sarung bantal berdebu
Gitar yang tergantung malu
Asap rokok
Cangkir kopi semalam
Poster kurt cobain
Poster sid vicious
Kaki tampat tidur rapuh

karena dia juwita

Sudah biasanya
Bertegur sapa dengan hening
Angin semilir makam pagi buta
Bulan yang perlahan kering

Dan bertelanjang
Diantara orang yang memakai baju

pemuda sial

Suara bising motor tua
Dan jalan yang rusak
Gadisku yang kau renggut
Bersamaan aku divonis gila

Umpatan tertekan
Gelisah jalan di trotoar
Pencuri yang lari
Meninggalkan bermacam spekulasi

celoteh gagak

Demi sumpah serapah penjilat
Aku muak menjadi kumpulan gagak
Dengan kabarnya pemakan semua bangkai
Jangankan gagak manusia pun ada
Pemakan bangkai temannya.

Dilemparkan pula di pekarangannya

Perang

 

Hari masih subuh

Tapi sesuatu bergolak dalam tubuh

Jiwa luruh runtuh

Hati siapa yang telah kusentuh

 

DUA KUTUB

ketika kaum ortodox tersudut
di ruang sempit era keterbukaan
tangan-tangan gurita
pemuja kemewahan benda-benda
menyumbat setiap celah
mengebiri teriakan menghujat

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler