Skip to Content

Puisi Religi

Kompas

semua sepakat: kompas digunakan sebagai penunjuk arah

minimal agar tahu, mana selatan, mana utara

seluruh warga dikampungku, punya kompas

Kun Faya Kun

kun:

telah aku lalui kelok sungaiMu hulu ke hilir

naik ketinting menyeruak pedalaman sejarah

sungguh takjub aku!

betapa agung segala kisah

Engkau yang Paling Mengerti Aku

kemana aku akan lari?

sedang engkau menjagaku setiap waktu

 

kemana aku akan sembunyi?

sedang engkau iringi tiap langkahku

 

Sajadah Panjang

bintang memijar

di hamparan ilalang

langit menangis

di padang gersang

..........

rumput tertunduk

takzim mengamini

angin membelai

Ingin Kembali Padamu

kalau aku mau kembali padamu

masihkah engkau mau menerimaku

seperti yang dulu?

 

seperti layaknya besi rongsok tua

penuh karat dan terkelupas catnya

Senja yang Penuh Mawar

kekasih,

katakan padaNya

aku bisa mencintai

bagai ranting pada kenari

hanya untukMu

Kereta Senja

usia bagiku, ibarat jeruji-jeruji roda kereta

merangkak pasti menuju ke arah senja

kadang di atas, kadang di bawah

menggelinding mengikuti arus nasib

Saat Jibril Turun

saat jibril turun,

menuruni tangga-tangga cahaya:

bacakan padaku tarikh nabi-nabi secara jelas

dari mulut diammu yang lugas

mengapa adam dilempar ke dunia

HITAM PUTIH [mengenang seorang kawan]

satu jam yang lalu,

kau masih berdiri tegak lurus

dihadapanku mengurai canda

jadi tawa gembira...

satu jam yang lalu,

kita membuat janji

Ziarah

mengapa ada ziarah?

____bukankah maut  merupakan hal yang pasti?

mengapa ada ziarah?

_____ sedang keranda tak pernah jalan sendiri?

 

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler