mengapa mesti ada tangis
jika masih bisa mengurai tawa?
mengapa mesti ada benci
jika masih bisa merangkum cinta?
apa yang dapat kau eja selain kata?
padanya puisi hidup layaknya manusia
...
padanya tajam pandangan
padanya racun mematikan
padanya kilat menyilaukan
aku ingin cinta yang paling sederhana,
yang tak perlu lagi kias dan penafsiran
yang tak perlu lagi ungkap dan pandangan
yang tak perlu lagi ratap dan tangisan
ada yang memanggilku
lewat mulut-mulut toa
dari ketinggian uhud
masjid, surau, dan langgar
lamat-lamat kudengar
suaranya telanjang
aku tak tahu
apakah untuk mengenal cinta itu
masih dibutuhkan apresiasi
padahal telah datang banyak keterangan
dari segala penjuru langit dan bumi
/1/
SURAT CINTA
mengapa ada sepi, pada mata yang luka?
membaca surat cintamu
laksana nyalakan lentera saat gulita
demi namaMu yang terpahat pada
jarum jam panjang yang merayap
aku anak waktu
yang melesat dari busurMu
tiap ketiadaan kembali padaMu
saat hujan turun...
ada hati riang tertawa
ada hati memendam suka
ada hati memuja cita
ada hati penuh gelora
(langgam sesal)
karangmu telah luruh jadi buih
kaupun berjalan menyusuri pantai
jejak masa lalu telah engkau kubur
tik...tik kudengar
jika engkau telah jauh tersesat
dari jalan lurus yang seharusnya ditempuh
dan engkau telah lama memendam
rasa rindu tuk kembali___
maka,
Komentar Terbaru