Skip to Content

Puisi Religius

Bibit Adam

Rumahku cahaya kerlip kunang-kunang Kun Faya Kun Sperma berlarian ke indung ku menyebar Kun Faya Kun mengalir semerah darah Kun Faya Kun gumpal da

Luar

Sudah lama sekali rasanya berada di luar

Energi tersedot demikian dahsyat

Kurasakan tulang silu

tiap gerik melahirkan rasa sakit

luar biasa.

 

TAFAKUR

Di rimbun nikmat bertabur khayali.,

Pada hamparan kekal janjiMU

Di antara hijau nan sejuknya rahman dan rahimMU

Akupun sering terkhilaf dan silau

Renungan hati

Renungan Hati….

Terkadang dunia memang tak adil bagiku,

Tapi sangat adil bagi orang lain..

SAJAK SEGI EMPAT

akulah angin yang dapat merobohkan istanamu rata dengan tanah

karena itu jangan sekali-kali lupa amanah

akulah air yang dapat merendam mimpi-mimpi indahmu terkubur di lumpur

Mendengarkan Malam Berzikir

Mendengarkan malam bertasbih meninabobokan embun di daun

tak tahulah aku ke mana tangan ini mesti kusujudkan

Mengekalkan iman pada kesangsian diri, hati tinggal rebah

Hujan

Ketika hujan turun orang-orang pun menepi

Di masjid, kulihat bulu matamu teduh

Tak meriap dalam duka langit yang merata

 

Kata Pengantar Untuk Sajak Cinta

Menuliskan dunia manusia menuju kesunyian jalan teluk kubur

Baris-baris kata tak sempat mencatat kalimat dan isyarat

Soalnya pada kekosongan bumi ini telah kupisahkan diri

do’a

Tuhanku, ajari aku memahami kehidupan

agar mampu kuhargai yang ada di baliknya

ajari aku memahami kematian

agar mampu tersadarkan akan rahasia semesta raya

hilang arah 2

bayangan semu itu menerka, akulah yang paling nyata!

dalam senyum yang terbingkai

di dinding kesetiaan, kehidupan

 

mengantar sebuah syair tentang kegelapan

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler