Skip to Content

puisi renungan

gerimis

kemarau ini telah begitu lama menerpa

tanah sebagai pijakan kehidupan telah begitu kering

sampai air yang diguyurkanpun segera menghilang

rasa, asa, dan angan

jika desiran rasa telah merasuk jiwa

jika asa telah menguasai dada

jika angan telah memenuhi fikiran 

jangan biarkan ia terlepas

tepis kebencianmu

tepis kebencianmu pada orang-orang yang kau benci

tepis kejengkelanmu pada orang-orang yang menjengkelkan

hirup nafas sejenak

temukan kebaikan dalam dirinya

aku benar-benar tidak tahu

aku benar-benar tidak tahu

dan semakin kusadari bahwa aku tidak tahu

tidak tahu apa yang di depanku

tidak tahu yang akan terjadi

meski sedetikpun di masa depanku

luka

telah berkali-kali fisikku terluka

dan setiap kali terluka telah mampu pulih kembali

tapi baru kali ini lukaku mengantar pada perenungan

terluka, melukai, dilukai

semua karena-Mu

kulukis setiap asaku dengan langkah nyata

kuperkuat langkahnyataku dengan perjuangan

kutaburkan pernik hiasan perjuanganku dengan fikiran

kembali menguntai kembang keindahan

entah berapa lama lagu cinta ini tak kita senandungkan

kita hanya berbisik yang hanya kita dengar sendiri

entah berapa lama kita tak bertukar pantun

selepas Ramadhan

selepas ramadhan metinya hati ini tersucikan

selepas ramadhan mestinya fikiran ini tercerdaskan

selepas ramadhan setinya fisik ini tersehatkan

antara cinta dan kebencian

menabur dan memelihara cinta 

adalah seperti menabur benih dan memelihara tanaman 

pelan dan harus penuh kesabaran 

ketika hembusan semilir angin merasuk

ketika hembusan semilir angin merasuk

mebuka hari bersama fajar

sejuk menuntun langkah

untuk menemui-Mu

menyusuri jalanan sepi

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler