Skip to Content

puisi renungan

MATA SENJA

Kala senja menatapku

dengan bola matanya yang syahdu

 

Aku mencarimu dalam kabut kemarau

yang menutupi keindahan langit senjaku

 

AKU DAN PUISIMU

Hujan lebat sekali malam ini

Ku lihat engkau menuliskannya dalam sebuah puisi 

Ciptakanlah sebuah puisimu yang indah tentangnya

TERIMA KASIH PAHLAWAN

Para pahlawan yang telah gugur itu

laksana daun-daun kering yang gugur

LAUT KEPEDIHAN DI MATAMU

Kulihat laut kepedihan di matamu

Melahirkan kesunyian yang ombaknya mengalun tak henti

Melahirkan bintang-bintang yang tak terhitung jumlahnya

KABAR DARI JAUH

Didalam pengembaraanmu nan jauh

Sempat kau kirim kabar kepadaku

Sebagaimana angin berkirim kabar

Kepada awan sebelum menjadikannya hujan

 

DIBAWAH RINAI HUJAN

Dibawah rinai hujan

Ku dengar engkau  bersenandung

Terdengar seperti suara angin parau

Terdengar seperti suara resah sang kelana

MANUSIA BUMI

Tidak langit, tidak juga bintang-bintang

Hanya bumi tempat kau berpijak

Tempat kau berpikir menjalani kehidupan

 

PELAUT TUA DAN SENJA

Seorang pelaut tua berada di bawah naungan senja

Berdiri di tepian pantai, menatap ke lautan lepas

Nun di kejauhan di sana terlihat langit mulai mengelam

 

HAMBA YANG FAKIR

Kulihat engkau

semisal sajak, puisi, amsal, atau apa pun namamu

berlumpur kata berbalut makna

berserak di sepanjang jalan yang kulalui

MATA HATI

Samudera Hikmah-Mu

Lautan ilmu, luas tak berbatas

Mengalun di dalamnya ombak keperkasaan-Mu

Melekat pada segala makhluk yang tercipta

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler