Skip to Content

puisi renungan

ingin kutabur wewangian ruhaniah

telah kuinjakkan kaki di area pemakaman ini

di sini jasad para leluhurku telah menyatu dengan bumi

yang tak lagi bisa kukenali

aku hanya meniti jalan

aku kembali menemukan gairah 

untuk meniti jalan yang lama memudar 

begitu tiba-tiba 

ya.....begitu tiba-tiba 

jangan anggap tiada meski tersembunyi

jangan anggap tiada yang tak nampak di mata 

jangan anggap tiada berguna yang tampak di mata 

jangan anggap tiada berdaya yang nampak lemah 

mari kita buka kembali ruang ini

mari kita buka kembali ruang ini 

kita bersihkan 

dan kita hembuskan aroma wewangian 

agar kita kembali mengurai kehidupan 

maka akhirnya aku adalah aku

seringkali aku tak tahu siapa aku sebenarnya

penuliskah

pelukiskah

profesionalkan

pendemokah

penceramahkah

ya...., aku kian tak tahu siapakah aku

agar tamanku kembali menjadi taman

kubuka pagiku dengan duduk di dekat taman kecil

yang begitu semrawut di samping rumah

taman yang tak lagi tampil sebagai taman

karena memang lama tak kusentuh

berbaurlah dengan ribuan manusia

berbaurlah dengan ribuan manusia

yang tak engkau kenal

di pasar-pasar, di tempat ibadah, di area bebas

dan lepas segala ketenaran yang engkau genggam saat ini

pada tahiyat akhir ku

telah lama isyarat itu aku terima

dan membuatku tetap bertanya-tanya

antara percaya dan tidak percaya

hanya sebuah untaian mimpi atau akan menjadi nyata

bersikaplah landai

jika engkau tak mampu bersikap landai menghadapi problema

engkau tak akan mampu dengan jernih menghadapi

engkau juga tak akan mampu dengan rapi mengurai

harapan kembali merekah

harapan kembali merekah

seperti merekahnya mentari pagi ini

setelah berhari-hari tertutup medung

dan terhalang rinai hujan yang hampir tak berkesudahan

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler