Kupandang langit semakin menghitamBerlaksa cahaya kecil kerlap-kerlip tak bergeser dari gugusannyaAku tersenyum, terpana, kagum dan gentar
Aku seorang pengembara, berjalan jauh lupa jalan pulang
kutanyakan kepada sang resi, ke arah mana jalanku?
sang resi pun terheran, masih ada manusia yang tak tahu jalan pulang
Batangmu tumbuh melebar, tinggi menjulang
dagingmu tebal, kulitmu berurat-serat kayu pilihan
bergores-gores alur kehidupan, berabad-abad
Kemana matamu melihat, wahai penyair
pada jalan sunyi pengembaraan hati
pada jam dinding yang berdetak-detak
pada musim bunga yang penuh kupu-kupu
Hening kurasa berombak garang
Langit sunyi dingin membisu
Gumpalan awan kelabu berarak perang
Angin utara berhembus pilu
Indahnya satu pemandangan
Rasakan sejuk hijau-hijau bebas bertebaran
Hidupku adalah satu kejutan
Dimana ‘tak satu pun nafas dapat meminta
Hidupku bukanlah dua pilihan
Apa itu cinta? Jangan kau tanyakan, aku tak paham tentangnya
aku tidak pernah belajar membaca dan menulis tentangnya
aku tidak pernah melihat seperti apa wujud aslinya
Setiap kali datang, engkau selalu ketuk pintuku
engkau bernyanyi-nyanyi kecil di dalam dadaku
membuatku ikut bernyanyi mengikuti syairmu
Samudera adalah nama lain dari laut luas atau suara hati
atau nyanyian jiwa yang menggenang dalam kolam pikiran
dan kekallah nama itu melekat pada gerak roda waktu
Komentar Terbaru