Aku tlah senja cinta Berkecambuk nafsu Tergores di tubuh ini Sayatan-sayatan rindu
Kalau aku bukan pujangga Tak bisakah melati putih Ku kecup tanpa duri
Aku tlah senja cinta
Normal 0
Menjelang Pergimu
Palingkan wajahmu
Tak kuharap begitu
Jangan...pejamkan matamu
Layangkan sedikit pandangmu
Cermin Kabur
Mungkin
Kau menyangka
Aku malam panjang
Malam yang tak pernah menyentuh pagi
Terpuruk
Bila kamu menyadari
Bahwa aku telah lama mati
Dalam kehancuran yang kau ciptakan
Tidak
Kau sadar
Fantasi
Kau cium aku
Ketika ku dengan ketakutanku, keambiguanku, dan kecemasanku
Kau
Sapukan sedikit angin syurga
Sekitar Tengah Malam
Sekitar tengah malam
Kutajamkan pendengaran
Untuk memenangkan bisik kelamnya malam
Aku, Kau yang Kian Jauh
Ketika aku mulai sadar
Bahkan kini tiada lagi beda
Antara benci dan cinta
Nafsu dendam membaur
Hujan tak lagi bersamaku
Meskipun mendung telah mengajaknya kembali
Namun
Air dalam dirinya tetap ingin berada disana
Sang pelangi pun ikut gundah
Denting yang berbunyi
Di dinding kamarku
Kala diriku sedang merasa rindu
Siulan bintang malam menemani dinginnya hariku
Selimut sutra menutupi kening
Komentar Terbaru