Skip to Content

puisi romansa

MUSAFIR CINTA

: teruntuk Muhammad Agung F. Aziz

Pada seribu wanita

Telah kugubah puisi

Seperti Rumi, Iqbal dan Hafiz Syirazi

Telah kuJelajahi rimba imaji

SEDIKIT BARU

Senja terkumpul

menjauhkan derap bunyi tergesa

sampai kaki yang dua diajak bertiga

tangan sepasang dipatah biar lebih dari dua

.

Benar adanya

Gorontalo, 28 februari 2013

Hujan besar sengit mendera-

ku

Sepetang pun aku tak diberi kesempatan

Untuk menemui mu

Debut kita itu malam

“Ejawantah ke-an”

 

aku kembali dalam pelukan sajak

 

ini bukan"crawling" bukan pula "itibtf"...

 

lalu apa??? hanya meredakan suasana

 

“Halma ( I )”

 

Jadilah buah surga yang kau cita

Pemandangan berdua yang terlihat tanpa cela

Pelan-pelan ingin ku reguk keduanya

Kau punya apa?  Kau punya apa?

“penantian, sajak tak pasti”

 

 

dalam lorong penantian...

 

ia terus bertahan...

 

dalam larik kerinduan

 

ia tetap berjalan....

Kenapa hanya tahi lalat?

Ada banyak kidung akik disana...

anyelir yang dipilah-pilah,...

Simpulkan satu baris gamblang di sketsa...

ada banyak kidung akik...

Putri Di Tengah Telaga

Duduk di tepi telaga jiwa, Menjuntaikan kaki ke dalam airnya. Sang Putri terdiam dan menatap lelah.
"Siapakah engkau yang selalu mengikutiku dalam setiap langkah? "
Aku tersenyum, meraih tangan lembutnya kemudian menggengamnya erat. "Aku adalah Keheningan.. adalah kesyahduan, juga aku adalah angin yang berjalan membelai jiwa."
"Untuk apa kemari?" sang putri bertanya.

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler