Skip to Content

puisi royhanatul fauziah

KEKASIH

kekasih,
sunyi ini mengantarkan rindu
sebab hatiku masih sibuk merasakan debar yang kau sisakan malam tadi
aku ingin mengulangnya kembali

APAKAH KAU PERNAH MERINDUKANKU

Apakah kau pernah merindukanku?

Setiap pagi tiba, selalu kulihat mendung yang menghitung
Entah sudah berapa ucapan selamat pagi yang kita lewatkan

Zi..

Zi, bukan malam yang membuat matamu menjadi sembab

bukan pula hujan yag meninggalkan jejak di ujung mata

ketika musim menanggalkan kemarau diantara kelopak mawar yang gugur

DI SUDUT KAMAR

Aku menangisi hatimu

Dengan debu

Di sudut kamar

Hatimu yang bias

Sebias kabut

GELOMBANG

Mungkin aku bisa hanyut

Ke dalam ombak yang selalu bergerak di samudra

Di samudra yang selalu bergelora, katamu

Ah, samudra itu

LUKA DIBALIK KERUT WAJAH KITA

Lalu kita akan menjadi tua

Yang mengingat waktu saat kita pernah saling mencintai dulu, dan

Ah, betapa pagi seperti baru saja menyelinap depan rumah kita

SAJAK YANG BEPENDAR DI MATA

bahkan tak ada yang lebih luka

selain sajak-sajak yang berpendar di mata

hingga basah

pasrah

dan kau, si hati

hanya sebatas diam

ENGGAN

aku tak cukup berani

mencintai sajak-sajak lalu-mu

atau sekedar membaca separuh huruf capital di baris pertamamu

apakah kau tahu, aku seperti mati berkali-kali

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler