Skip to Content

Puisi Sosial

KAUM MARDJINAL

tubuhku terbalut kain usang
yg tersulam jarum tangan benang
yg menerpa angin layang

   perutku tak begitu kenyang

Pengemis

bersila di trotoar
debu kota liar berputar
menyaput wadah di pangkuan

hingar deru jalanan menyeret sisa jenuh
hinggap di setiap luruh peluh

Bulan Mati

Di seberang bayang keabadian

musim menipis

udara mengering

Ombak menderu

menyingkirkan perahu-perahu

 

Di keluasan laut yang kita jelang

Sungai Martapura

Sungai apakah yang membilas tubuhmu sepanjang usia?

Sungai hibuk di tengah kota kita sungai tua Martapura

Kota-kota Pun Tertidur

Kota-kota pun tertidur setelah melepaskan dendam kesumatnya

pada hari yang tak lagi menjanjikan harapan

Dalam ketidakpastian yang menggelisahkan

Bangunan

Bangunan-bangunan pun didirikan sepanjang tepi jalan

Sepanjang deru peradaban membangunkan kota-kota

Mendesak dusun warisan leluhur kita

Menulis Sajak, Membuka Cakrawala, Membaca Sejarah

       Menulis sajak

       Membuka cakrawala

       Membaca sejarah

 

Anak Jalanan

                   Anak jalanan...

Ode Untuk Penyair

Dari sudut matamu, kulihat jagat
Mengembar, tapi kembarnya penuh hias.
Ya, penuh hias. Dari sudut matamu…

Kau hanya selami sepinya gelap

Ibu

Ibu…,

Mulutmu manis, karena pedasnya berguna

Telingamu tajam, karena tulinya mendengarku

Matamu indah, karena rabunnya memperhatikanku

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler