Skip to Content

Puisi Turhang

Takut Terasa

Dari ketiadaan
Mengintip perlahan
Kecil
Merangkak
Membesar
Mengelilingiku
Menguasaimu
Dengan tatap runcing
Juling
Merah sekarang!


Besi Karat

Tak kurang 100.000.000 percaya
Daging dan darah
Besi karat sama berdosa coba menganyam asa
Taring liur serupa berbisa
Menusuk lagi lagi menusuk

Ruang Terik Nan Berintik

Seorang gadis tanpa gaun beraksesoris. Jepitan rambut kupu-kupu yang manis. Aura terpancar layaknya intan. Senyuman kecil kepribadian. Sunyi, sepi dan hitam-putih. Pada taman luas kesederhanaan.

Tangisan Kecil Alkohol

Terhempas ke sudut ruang tanpa mata
Dibatasi penghalang besar tembok kaca

Satu malam bercumbu gonggongan serigala
Terhanyut sungai air mata jauh bersama

Darah Muda Dipantara

Walau terbentur Malari dalam daging

Kita tak percaya suara-suara bising

Suara-suara kucing, lembut menawan mencuri ikan

 

Nusantara

Aroma kebanggaan membentang dua pulau daratan

Nuansa sebagai benteng di antara dua besar samudra

 

Jagalah aroma dan nuansa semangat kemerdekaan!

Jembatan Bisu

Jembatan kayu, tua dan rentah

Tertikam surya, tertusuk hujan

Menahan derita untuk merdeka

Membantu si mudah menyebrang

Membisu untuk dikenang

 

Empat Lima!

Empat Lima!

Adalah awal. Dimana angka bermula

Tertanam pada jiwa bersama keran darah dan jaya

 

Empat Lima!

Adalah mental. Langkah kita pertama

Cumbu Candu

Satu malam penuh warna

Tidak gelap tidak begitu terang

Satu malam melepas jiwa

Menari-nari bebas telanjang

Mengembara masuki asingnya sanubari

Titik Nol

Terlalu tinggi..

Ujung mimpi ini akan terpetik

Teramat dekat..

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler