Skip to Content

Puisi Turhang

Noda

Noda noda baju peristiwa

Tiga jam ayam berkokok membangunkan

Senyap desing membuta asa

Tiga orang di kangkangan cahaya lampu jalanan

 

Bisikan Api Subuh

Api api kayu bakar berbisik menanyakan kabar

Hangatnya nikmat memijat kulitku yang lembab

Janji Pelangi

Pesta akan dimulai

Tangisan hujan telah selesai

Pesta besar di antara segala pesta Dunia

Keramahtamahan Bengis

Semuanya tentang rasa

Dalam dunia ide dimuntahkan dalam benda

Mendayunya curiga

Basah Dalam Kedipan Matahari

Matahari lelah menyinari dunia di saat kerja

Sinarnya redup saat mata mengedip

Rintik Di Tengah Keramaian

Aku adalah segala bentuk kebisingan

Aku adalah kicauan politikus yang didengar orang tak berdosa

Taman Lasak

Indahnya satu pemandangan

Rasakan sejuk hijau-hijau bebas bertebaran

 

Ampas Mutiara Panas

Keindahan tanpa sekat tersenyum sinis menatap manis

Cairan mata lukiskan biasan

Warnanya yang putih

Seperti mimpi dalam ketiada tiduran

 

Saya, Aku Dan Diriku

Hidupku adalah satu kejutan

Dimana ‘tak satu pun nafas dapat meminta

Hidupku bukanlah dua pilihan

Jarak

Dibelah laut dimana ombak bergoyang bebas

Aku terbang ke satu tempat ke satu permainan

Bersama mesin berupa burung lepas landas

Terlihat goyangan memisah tanah dari kejauhan

 

Horizontal terpisah dengan diagonal

Lempengan bergerak, hatiku terdesak

Perubahan cuaca memaksa rasa terpental

Aku tak tahu bermil-mil diantara membuat jarak

 

Ramai berganti sepi

Hati terdesak pun begitu

Berjalan di atas proses mimpi

Dengan berbekal ilmu

 

Desing motor berubah derik jangkrik

Wajah kota dahulunya pun desa

Sungai musi membelah kedua mimik

Ku terobos jarak bersama jembatan ampera

 

Aku terkenang kandangku di sana

Segala permainan merindukan pendidikan

Satu atap rumah berbeda budaya

Indah

Tanah Jawa jatuh cinta pada keterbukaan Sumatra

 

 

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler