Skip to Content

puisi umum

Mengapa aku disini

mengapa aku disini
padahal tadinya aku di rumahku
aku seperti melayang
melayang entah kemana
kulihat beragam manusia dengan macam-macam tingkahnya

rob



aku air asin aku air laut dulu pada zaman belanda menjajah Indonesia aku tidak pernah kenal kota aku terkungkung di lautan

Noda pada selembar kesucian

Tetesan tinta yang berwarna

Membuat noda pada kesucian

Secarik kertas akan arti hidup

Oleh pembuat noda goresan.....

 

Tinta membuat sebuah seni

HANYA PADAMU

HANYA PADAMU

Bumi sudah porak poranda dengan kesombongannya
Bumi sudah dipenuhi oleh tirai-tirani keji
Ambisi emosi iri dan dengki mewarnai
Kasih sudah tiada arti dalam hidup ini.

NANTI

NANTI

Dibawah rerimbunan semak – semak liar
Dibawah rumput – rumput yang menjalar
Diantara celah – celah bumi
Di sisi – sisi liang – liang semut –semut api.

SEDIH

. SEDIH

Hidup merupakan jalan menuju kematian
Kematian adalah jawaban kehidupan.

Tiada orang yang mau rasakan
Arti kehidupan yang penuh penderitaan.

GEREJA USANG

GEREJA USANG

Manusia – manusia munafik
Orang – orang penuh intrik
Mengisi kesucian gereja
Mencabik – cabik kemurnian misinya.

Kini muncul gereja – gereja usang

ZIKIR

ZIKIR

Mata terpejam tangan bersilang
Kaki terkendali dari rasa dan raba
Hati memendam – merasuk – membelah
Jiwa menghitung denyut jantung

Lama bersilah pejamkan mata

HARAPAN KEDUA

HARAPAN KEDUA

Lama kumenunggu
Saat – saat penuh rindu
Lama kumencari
Hari – hari penuh arti.

Kini semua musnah binasa
Melayang entah kemana
Kini semua hancur melebur

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler