Skip to Content

Puisi

Kematian Menjelang Duabelas

sabtu pagi
sesosok sajak tergeletak
tanpa nyawa
mati
terbunuh
di laci meja redaktur sastra

tak ada yang peduli
bahkan kecoa pun !

hanya pemulung itu yang tahu

Tuhan, Jaga Hati Kami agar Tak Tergoda

telah terbukti

tak perlu disangsikan lagi

bangsa ini memiliki solidaritas tinggi

 

pada berbagai kasus saudara kita mengalami derita.

puisi

aku berpuisi
dalam ramai dan sepi
hempas kan segala rasa di hati
dengan kata - kata yang ku titi

walau terkadang makna nya menepi

Hanya

hanya berupa kata-kata yang tak pasti nyata

hanya selayang pandang ketika itu sudah hilang

hanya harapan yang  di tunggu-tunggu

hanya kata-kata yang takbanyak berbuat

hanya ucapan yang tak melangkah

 

Kalbu Cinta

Sunyi sepi sedu sedan

Tak ingin terganggu

Atau memang keadaan ?

Ku rasa ini memang jalannya

Sajak dalam Hujan

Melangkah penuh pasti

Digemuruh suara kilat,

Klap....klap....klap....

Masih tetap melangkah

Berbeda Hati

Merasa bersalah

Salah pengertian

Terbebani dalam hati

Salah sangka

Tak bisa mengelak

Ketika Badai Sirna

Sang Fajar menyingsingkan sinarnya

Ketika Fajar songsong muncul bersinar

Cahaya

cahaya yang engkau genggam
bukan lah untuk kau sorotkan
dan menyilaukan sekitarmu
membuat berkunang -kunang setelah tertimpa sinarnya

Awal Tengah Dan Akhir

kudengar tentang kabar kabar yang mengambang
tentang kesejatian kebenarannya
berjuta bibir bibir basah
dengan puas mengumpat kannya
hatiku berdegup

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler