Skip to Content

Sastra Flores

PERJAMUAN

Berayunku dalam pangkuan mentari
Seraya dijamu pada pesta sunyi
Sejak tadi rupaMu terpasung di dinding cawan emas
Berteman roti tubuh hasil bumi
Adonai,
Sadarkan aku dari altar bundar putihMu

KAU PENUKAR KATA (Untukmu Tikus Berdasi)

Katamu aku ber(uang) rakus
Menjilat debu-debu sisa telapak kasut rakyat
Katamu aku ngengat
Melahap pelan kertas basah berkeringat
Katamu aku gila
Menculik kursi dan seragam di jemuran pasar

KURBAN

Sembelihan lembu belia tujuh rupa
Dibakar tuntas di perapian dosa
Hembusan nafas wangian dupa-Mu
Berulang menyusup penuh paru-paru
Masih kukenal jelas baunya
Menebar aroma khas jarahan doa

SILIH

Masih terbujur kaku dalam jeruji duka
Rajutan jari-jemari benci menutupi wajahku
Mungkin terantuk dua hari yang lalu
Pada sebongkah batu silih
Perih
Hingga kini...
Aku ingin mencari

KEPADA LUCIANA

Luciana...
Malam masih bercumbu desir angin
Sejenak tertidur manja di pembaringan bulan
Di penghujung malam kota bisu
Kutemukan sekawanan bintang bergurau tawa

BERSILA BINGUNG

Secangkir kopi diseruput senja hingga mendangkal
Dan malam mulai menjilat sisa serbuk kental di dasarnya
Sedangkan aku sendiri masih bersila bingung

DOA MALAM

Ya Allah,
Lemparkanlah tubuh lusuhku ke dalam telaga mimpi
Jika aku tak kuat bernafas,
Ulurkan seutas tali jingga
Agar lekas terangkat
Bersama mentari

DOA PAGI

Ya Allah...
Walau aku dinobatkan pencuri seberkas mimpi malam
Namun,
Mataku masih Kau dandanani sebutir embun
Yang bergantung pada penghujung daun

SAJAK DARI LIANG JANTUNG (Si Kecil Ketty)

Kutemui dirimu di sudut teras kecil
Tempat para bocah sedang asik meretaki dinding
Dengan pekikan begitu nyaring

Dalam rangkulan kasih penuh
Dari seorang ibu pengasuh
Sorotan matamu lusuh

GERIMIS HATI

Desis...
Suara alam kini
Tak senada suara hati
Desis...
Sumbang berirama miris
Gundah berirama tangis
Desis...
Akankah berakhir tragis?

(Maumere, 4/5/2016)

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler