Di persimpangan ini engkaulah penunjuk arahku
Namun penglihatanku mulai kabur
Mataku kini telah buram dengan debu kebisingan zaman
Siapa?
Potret diri yang kau lukis dengan tinta sebagai penyiksa?
Sketsa wajah yang kau toreh dengan lumpur panas di atas kanvas
Aku hanya merapalkan kisah Walau tak sampai mulut berbusa Hanya liukan jemari Menulis kalimat yg berserak Puji atau caci Hanyalah luapan emosi Mereka yang peduli
desember di halaman
sebatang pohon meliuk-liuk dipermainkan angin
Aku bagai langit tak berwarna
hilang disekam badai
Aku bagai malam tanpa bulan
kegelapan mencari langkah
Hati tumpuan arah hidup
Langit biru nan syahdu.
Menuntun kalbu dalam ruang rindu.
gelapnya hati yang tak kunjung terang.
tetap gelap diliputi angan.
hati....
Ku melangkah jauh diatas awan
agar ku dapat melihat masa depan
ingin ku menggapai angan-angan
walau harus melalui rintangan
Engkau yang diam-diam datang
dijamu pagi,
tersenyum menguak hijab
dan semakin kau lekat di wajahku,
aku lekat di wajahmu,
itu sudah pasti.
Komentar Terbaru