Skip to Content

Steven Sitohang

Larantuka

Kepakan aciraba buntut Sang Naga
Satu komando seorang bernama Lorenzo
Asap-asap dupa aromaterapi kayu cendana
Nāgarakṛtāgama menyebutnya Galiyao
 

Sajak Sederhana Kita

Pergi kita menjelajahi Kota Bunga
Untuk kesetiaan yang kita jaga bersama
Tinta hitam terukir di dinding hati

Gonggongan Lama

Orang bijak berkata, “yang lalu, biarlah berlalu
gonggongan di balik jeruji hati pada masa waktu
 
anjingku terkurung dalam kandang berbau busuk

Burgemeester Bisschopplein

awal nama warisan Belanda

selaksa kenangan berwajah tua

 

menatap 6 monumen telapak damai dunia

Sampaikan Salamku Kepada Surga

Harapan terdampar mengundang awan gelap di tepi pantai
Rintih Dara-laut Jelaga terdengar dari berbagai arah
Sampaikan salamku kepada Surga
 

Perubahan

Jika kau dapat melihat angin
memahami caranya menyikapi masalah
dan belajar darinya bagaimana tersenyum
akan kah kau berubah?
 
Jika kau mau menjadi petani

Diam Dalam Amsal

asap renung berhembus dari buku hitam
penuhi kata menumpang doa penuh ampun
temani langit, suburkan tanah
terbayang kursi goyang
Salomo berayun
 

Harmonikamu

duduk bersama hijau Suropati
meliat harmonikamu bersama sendiri
menanti satu nafas hati
yang dipenuhi kecewa dan telah pergi
yang manis oleh kunciran kupu-kupu

Terbaring Kata-kata

Beristirahatlah sejenak di langit sebelah timur. Sebab engkau lelah lakukan adarma pada segala fana. Sambutlah fajar, di sini telah disediakan ranjang bersama cahaya kemerahan. Bersama suara burung saat matahari semakin ke barat dan semakin gelap, ia terbang dengan telentang, terkadang seekor gagak hitam yang terlihat putih.

 

Jembatan Ampera

di kota
keramaian menerka
aku teraniaya olehnya
lampu-lampu dan senyum Jakarta
 
rumput hijau hati
gugup kering
tak ada lagi di trotoar Bekasi
 
Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler