Skip to Content

DRAMA AKHIR SEBUAH PENGORBANAN

Foto camelia fernandez

AKHIR SEBUAH PENGORBANAN

Sutradara:

Di sebuah desa di ibukota kecamatan, hiduplah sebuah keluarga kecil yang tergolong mampu dan sukses di desa itu. Mereka memiliki puluhan hektar tanah pertanian yang semuanya sudah terisi dengan tanaman umur panjang seperti kakao, mente, kopi, kemiri, dan kelapa. Sebagian besar dari tanaman umur panjang itu sudah menghasilkan uang. Mereka juga memiliki banyak ternak piaraan seperti babi, kambing, ayam, dan sapi. Jadi keluarga itu hidupnya serba berkecukupan sehingga mereka cukup disegani di desa itu.

Pak Andreas pemilik semua harta itu memiliki seorang istri dan 3 orang anak yakni 2 orang laki-laki dan seorang perempuan.

Istri Pak Andreas bernama Ibu Sarah.

Anak sulungnya bernama : Ferdi (sudah tamat SMA)

Anak kedua bernama         : Sony (kelas  3 SMA)

Dan si bungsu bernama      : Ivon (Kelas 2 SMP).

Apa rencana Pak Andreas untuk masa depan ketiga anaknya ini?

Mari kita ikuti BABAK PERTAMA dari kisah ini.

Sutradara : Suasana di rumah Pa Andreas dimana Pa Andreas mau tanya ke anaknya Ferdi, mau ke mana anak sulungnya yang sudah tamat SMA ini. Jawaban apa yang didapati dari anaknya ini? Mari kita ikuti Adegan ini.

Pa Andeas: Ferdi . . . kamu sudah tamat SMA  jadi papa mau tau apa rencanamu. Kamu mau kuliah dimana, papa ikuti saja keinginanmu. Yang penting, pilih jurusan yang bisa menjamin kerjamu setelah kamu wisuda nanti.

Ferdi           : Begini Pa. . .  bukan saya tak mau kuliah, tapi tahun depan kan Sony juga sudah  tamat SMA jadi, sebaiknya Sony Saja yang pergi kuliah sedangkan saya, biar tinggal di kampung saja urus bisnis papa. Kalau bukan saya, siapa lagi yang urus perkebunan dan ternak kita ini Pa? Saya kan anak sulung, jadi biar saya saja yang bantu papa atur semuanya ini. Apalagi mengingat usia papa juga sudah semakin tua.

Pa Andreas : Ferdi . . . pikirkan dulu semuanya ini matang-matang sebelum kamu mengambil keputusan. Zaman sekarang ini semua berlomba-lomba untuk pergi kuliah, kenapa engkau malah memilih tinggal di kampung dan bantu papa urus ternak dan kerja diterik matahari? Papa takut nanti setelah adikmu sukses kamu malah menyesal dengan keputusanmu.

Bu Sarah    :Betul ucapan Papamu itu, Nak! Pikirkan semuanya matang-matang dulu sebelum kamu mengambil keputusan.

Pa Andreas : Fer . . . sekarang kamu masih muda dan kuat. Jangan sampai nanti setelah kamu sudah tua dan tak bisa bekerja lagi, kamu pasti kecewa dengan Papa yang tak mau mengurus kamu kuliah. Papa mau kamu kuliah saja, Nak!

Bu Sarah    : Ya. . . Nak, sebaiknya kamu pergi kuliah saja. Masa depanmu itu sangat penting. Ijazah sarjana sangat penting dan berharga di masa sekarang, Nak.

Ferdi           : Papa. . . Ibu . . . lalu siapa yang melanjutkan usaha papa ini? Kasihan papa sudah tua tapi masih juga berjemur di terik matahari. Biar Pa . .  Bu. . . keputusan Ferdi sudah bulat nanti Sony yang kuliah saja.

Pa Andreas : Terserah kamu, Nak! Yang penting jangan ada kata menyesal di kemudian hari.

Bu Sarah    : Ferdi . . . Ferdi . . .kamu adalah anak mama yang sudah mulai matang dan dewasa (sambil mengelusmengelus rambut anaknya). LAYAR DI TUTUP

 

B A B A K    K E 2

Sutradara    : Sudah setahun berlalu, kini Sony sudah tamat SMA. Keluarga sudah memutuskan agar Sony yang pergi kuliah saja dan keputusan itupun sudah di-iyakan Sony. Sony memilih kulaih di Jakarta karena dia tahu orang tuanya kaya. Sony yakin orang tuanya pasti sangat mampu membiayai kuliahnya serta membiayai kehidupannya di kota metropolitan nanti. Bagaimana kehidupan Sony di kota metropolitan sana? Mari kita ikuti ADEGAN I dari babak ini.

Sutradara : Suasana di kostnya Sony. Tampak Sony dan teman-temannya lagi happy-happy. Mereka mabuk-mabukkan dan berdisko ria dengan musik-musik yang berirama panas.

Randy        : Bos. . . sebaiknya kita bubar dulu karena besok kita harus pergi kuliah.

Sony           : Ala . . . Apa pentingnya kuliah? Sebaiknya kita bergembira saja (sambil meminum bir).

Jordy          : Tapi persediaan bir dan brendy kita sudah berkurang. Jadi sebaiknya kita istirahat dulu.

Sony           : Apa kamu bilang? Persediaan minum kita sudah berkurang? Ini uangnya dan kamu mau butuh berapa? (Banting dompet di depan teman-temannya).

Teman2      : (Serempak) Ha....ha...haa... ini baru bos kita. Sudah ganteng, anak orang kaya lagi.... Ha... ha....ha...

Sony           : Kalau modal sudah habis tinggal telpon Bokap gue, paling main sandiwara dikit di Hp, ya sudah tinggal cek di ATM. Yang penting kita harus pintar bersilat lidah saja. Orang tua di kampung tau apa? Pasti mereka percaya dengan omongan gue. Ha... ha... ha...

Jery             : Son! Aku bosan tinggal sekamar denganmu... Kerjamu tiap hari Cuma bermabuk-mabukan dan gonta-ganti pacar. Besok saya harus telpon dan kasih tahu orang tuamu tentang kehidupanmu di Jakarta sini. Kasihan orang tuamu, selalu kena tipu darimu.

Sony           : Diam! (Sambil menarik kerah baju Jery). Kalau kau berani ngaduh pada orang tuaku, aku tak segan-segannya menghabisi nyawahmu. Ngerti?!!!....

Jery             : Son....! sadar dong Son.... kasihan orang tuamu. Mereka bekerja siang malam hanya untuk membiayai kuliahmu.

Sony           : Saya bilang diam! Jangan ikut campur dengan urusan ini. Saya mau apa, itu hak saya. Kau bukan siapa-siapanya saya. Kau Cuma anak orang miskin yang bekerja ditangan papa saya. Orang tuamu miskin jadi kau cukup jalani hidup dengan kelurgamu. Ha... ha... ha... (Diikuti teman-temannya).

Jery             : Terserah kamu, Son. Dan mulai besok saya akan pindah kos. Biar saya lebih aman belajar di sana.

Sony           : Itu lebih baik. Kamu cuma jadi parasit buatku. Jadi sebaiknya kamu pergi saja dari sini. Mau jadi gelandangan atau pemulung, itu urusanmu.

Jery             : Semoga suatu waktu, kamu bisa sadar atas semua kekeliruanmu ini.

Sony           : Ala.... basi...!

L  A Y A R   D I   T U T U P

ADEGAN II

Sutradara: Suasana di kamar kost Jery yang baru. Tampak Jery dan Tania pacarnya Sony sedang berbincang dengan serius. Apa yang mereka persoalkan? Mari kita ikuti adegan 2 dari babak ini.

Tania          : Jery.... Kau tahu di mana alamat Sony yang baru? Sudah sebulan ini kami hilang kontak. Menurut ibu kostnya, Sony tidak kuliah lagi. Lalu kemana dia?

Jery             : Sudah, Tan.... Itu malah lebih baik. Semoga orang tuanya sudah tahu tentang kehidupannya di Jakarta sini.

Tania          : Tapi bagaimana dengan aku, Jer?          

Jery             : Kenapa dengan kamu, Tan?

Tania          : Sebenarnya aku.... Aku sudah hamil, Jer. (Tunduk) Dia harus bertanggung jawab atas semua perbuatannya, Jer. Kamu satu-satunya teman Sony yang aku kenal. Kamu harus bantu aku, Jer. Tolong..... Tolong bantu aku, Jer.

Jery             : Keterlaluan itu anak. Bajingan yang tak tahu diri. Sudah menghamili anak orang, tidak mau bertanggung jawab lagi. Keparat tuh anak.

Tania          : Tolong antar aku temui orang tuanya sony, biar mereka tahu persolannya. Siapa tahu orang tuanya bisa bantu cari Sony. Aku tak punya cara lain, Jer. Selain lari ke orang tuanya dan Cuma kamu Jer yang tahu alamat dan tempat tinggal orang tuanya Sony, karena kamu sama-sama berasal dari Flores.

Jery             : Nanti liburan ini, aku akan bawa kamu temui orang tuanya Sony.

Tania          : Makasih sebelumnya, Jer. Makasih banyak.

Jery             : Kasihan kamu, Tan. Oh ya Tan, apa orang tuamu sudah tahu tentang keadaanmu?

Tania          : Belum, Jer. Aku tidak berani kasih tahu mereka. Nanti orang tuaku marah  dan menyuruh body guardnya mencari sony dan membunuh dia. Aku takut mereka apa-apakan si sony.

Jery             : Kamu memang anak yang baik, Tan.

L A Y A R  D I   T U T U P

BABAK III

ADEGAN I

Sutradara: Suasana di rumanya Sony di kampung. Ternyata setelah menghamili Tania, Sony langsung kabur ke kampung halamannya. Apakah Sony sudah menjelaskan semua persoalannya kepada orang tuanya atau belum? Dan apakah tanggapan dari keluarganya Sony?  Mari kita ikuti adegan ini. Selamat menyaksikan.

Ferdi           : Pa.... Setahu saya, anak-anak mahasiswa baru mau liburan. Kok Sony sudah lebih dulu liburnya? Apa betul Sony sudah liburan, atau jangan-jangan dia sudah Drop Out, Pa?

Pa Andreas : Iya yah, Fer.! Betul sekali katamu, tapi coba kamu cek sendiri ke adikmu, nak. Siapa tahu dia sudah lebih dulu liburan.

Ferdi           : Oh ya pa. Maklum terlalu sibuk urus bisnis, sampai-sampai lupa tanya sama Sony apa dia masih kuliah atau tidak. Nanti dia pulang pesiar baru akau tanya, Pa.

Ibu Sarah    :Kalau kamu tanya  sesuatu ke adikmu, jangan pake emosi, Nak. Pakai otak yang dingin. Jangan sampai sony tersinggung, Nak.

Ferdi           : Ibu.... ibu.... Ibu ini bagaimana Sih! Belum tanya saja sudah langsung bantah. Saya tahu, Bu, Sony itu keras kepala. Jadi kalau kita tanya dengan cara lembut, dia tak mungkin ngaku, Bu.

Ivon            : Betul kata kak Ferdi, Bu. Ka Sony itu kasar  orangnya, jadi perlu dikasari juga. Tiap hari selalu saja berantam sama kak Ferdi, mentang-mentang dia mahasiswa tak bisa`i menghormati kakaknya sendiri.

Bu Sarah    : Ivon.. Kamu anak kecil  tahu apa?

Ivon            : Ivon sudah besar, Bu. Sudah kelas 1 SMA. Tiap hari Kak sony juga suka bentak-bentak Ivon bahkan pernah kak sony nampar Ivon, Bu.

Bu Sarah    : Ivon . . . Ivon . . . kamu juga terlalu cerewet, jadi kamu selalu dimarahi kak sony. Jadi anak perempuan itu harus ramah, Nak.   

Pa  Andeas : Sudah.... Sudah. Jangan ribut. Nanti biar nak Ferdi saja yang urus masalah ini.

Tiba-tiba pintu rumah Pa Andreas di ketuk orang dari luar.

Jery             : (Mengetuk pintu) Tok.... tok...tok. Selamat siang.

Ferdi           : Selamat siang juga. Siapa ya? (Buka pintu)

Jery             : Saya, Kak Ferdi (Sambil mencium tangan Ferdi)

Ferdi           : (Kaget) Kamu Jery? (Sambil menatap wanita muda itu keheranan) mari masuk, Jer. Mari Dek, silakan masuk.

Tania/Jery   : Makasih ka (Sambil bersalaman dengan seisi rumah).

Pa Andreas : Kamu baru liburan, Nak Jery?

Jery             : Iya, Pa...

Pa Andreas : Kok Sony sudah sebulan ini pulang kampung? Apa Sony masih kuliah atau tidak, Nak Jery? Tolong jelaskan sejujurnya.

Jery             : Sebenarnya begini, Pa, Bu. Sony itu kabur dari kampus karena ketahuan sudah menghamili teman kuliahnya. Dia takut sama orang tua Tania, akhirnya dia pulang kampung.

Tania          : Betul omongan Jeri itu, Pa, Bu. Dan saya sendiri korbannya. Sony tak mau bertanggung jawab setelah tahu saya hamil. Malah ia mendesak agar aku mengugurkan kandunganku. Aku tidak mau, akhirnya  dia marah besar dan kabur tanpa sepengetahuanku. Syukur masih ada Jery yang mau membantu aku sehingga hari ini, aku bisa sampai di sini.

Dan bersamaan dengan itu, Sony masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Semua yang ada di situ sangat kaget. Sony juga kaget melihat kehadiran Tania di situ dan langsung melabrak gadis itu.

Sony           : Keparat! Kenapa kau nekat ke sini? (Langsung menampar Tania  sehingga Tania terjatuh).

Ferdi           : (Mendorong Sony menjauhi Tania)

Anjing kau. Berani-beraninya nampar calon istri yang lagi hamil. Bajingan kau! Kalau berani lawan aku! Jangannya berani sama perempuan.

Sony           : Diam kau . . . Itu bukan urusanmu. Dasar pemuda kampung yang tidak tahu diri. Sana urus kebun sama ternakmu di kandang.

Pa Andreas : Sony . . . . Apa-apaan kamu ini. Masa abangmu sendiri kamu hina sekasar itu. Kasihan abangmu . . . Setiap hari bergumul dengan hujan dan terik matahari, hanya untuk membiayai kuliahmu. Inikah balasanmu buat abangmu, Sony? Papa kecewa sama kamu.

Sony           : Dengar Pa..... mulai sekarang, karena saya sudah tidak kuliah lagi, maka tolong papa bagi warisan itu buat kami berdua.

Ferdi           : Tidak, Pa. Jangan bagi warisan itu, karena buat kuliahnya saja sudah kita korbankan uang ratusan juta rupiah. Jadi, bagiannya sudah tak ada lagi, Papa. Ingat itu Pa..!!

Sony           : Apa... apa kamu bilang? Aku ini anak Papa juga. Masa saya tidak kebagian warisan itu??? Cih . . . . (Meludah) lucu kamu.

Ferdi           : Sony. . . sadar kamu Son; Sudah berapa kali kamu bersandiwara lewat Hp sehingga aku sama Papa selalu percaya padamu, setiap kamu minta uang? Bukan sedikit uang yang kamu minta, Son. Paling di bawah itu 5 juta kalau tidak, itu pasti di atas 10 juta. Kamu memang licik, Son.... licik. Sudah tidak kuliah, menghamili anak orang lagi.

 

 

Karena malu, Sony langsung meninju muka Ferdi dan pertarungan sengitpun terjadi di antara mereka. Mereka baku banting dan saling tendang. Karena Sony hampir kalah, maka iapun menarik keris dari sakunya dan menikam tepat di jantung Ferdi. Darah semprot dari jantung Ferdi. Kasihan........... nyawah Ferdi tak dapat ditolong. Ferdi meninggal saat itu juga. Semua yang hadir memeluk Ferdi yang tak bernyawah lagi. Jery langsung menelpon polisi dan saat itu juga polisi datang menangap Sony dan ia dibawa ke kantor polisi.

    ADEGAN II

Sutradara: Karena terlibat kasus pembunuhan, Sony akhirnya diputuskan untuk menjalani tahanan selama 25 tahun. Dia begitu menyesal dengan semua perbuatannya. Dia menangis dan menyumpahi dirinya sendiri;kenapa dia harus membunuh kakaknya sendiri yang telah banyak berkorban untuk membiayai kuliahnya. Sudah berapa juta tetesan peluh yang kakanya tumpahkan hanya untuk masa depan dan hari esok adik-adiknya. Apa bentuk penyesalan Si Sony? Mari kita simak apa isi surat dari Sony buat abangnya Ferdi di alam sana.

Surat dari Bui......

Buat Ka Ferdi di Alam Sana....

Seandainya dunia punya mata, tentu dia tahu apa yang tersirat di lubuk hatiku yang paling dalam.

Dan seandainya bumi punya telinga, pasti dia mendengar jeritan jiwaku yang lara..

Ka Ferdi...... Aku hanya bisa menangis dan terus menangis. Lalu apa yang kutangiskan???

Aku benci dengan segala penyesalan dan akau muak dengan segala perbuatanku.

Aku adalah manusia yang tak perlu dimaafin dan aku adalah insan yang tak perlu dikasihani.

Aku lebih biadap dari seekor anjing dan aku lebih goblok dari seekor serigala.

Aku adalah sosok binatang yang tak berperikemanusiaan.

Tuhan..... oh Tuhan....

Kutuklah aku, biar aku mati lebih tragis dari kakak-ku.

Dan hukumlah aku, agar aku bisa mampus seperti anjing kurap yang tak perlu dikasihani.

Kakak...... oh... Ka Ferdi.....

Aku tak butuh maaf dan pengampunan darimu kak, tapi kutuklah aku, agar engkau bisa puas di alam sana. Kirimkanlah iblis ke sini untuk menjemput aku, agar aku bisa menikmati nerakaku.

Oh.... ibu... inikah aku yang engkau kandung?

Oh.... papa.... inikah aku yang engkau bentuk dan engkau besarkan dengan susah payah?

Oh.... Ka Ferdi.... aku malu dengan semua perbuatanku.

Inikah balasanku atas semua pengorbananmu?

Inikah jawaban dari seluruh perjuanganmu padaku?

kaFerdi, inikah akhir dari semua mimpi indahmu?

Oh ka, aku sungguh menyesal..... menyesal dan menyesal.

Dari adikmu yang tak tahu berterima kasih

 

Sony.

 

L A Y A R  D I   T U T U P

Camelia Fernandez      

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler