Skip to Content

Al Hidayat

 

Sebagaimana pepatah klasik mengatakan "tak
kenal maka tak sayang", perkenankan saya menyampaikan salam kenal
dengan harap akan setitik di "sayang". ALHIDAYAT, demikian azimat yang
disemat kedua "malaikat" saya. Namun, di dunia maya (tepatnya di
republik pesbuk) saya mengudara dengan ALHIED UTINA HIDAYAT. Pertama
kali sy membuka mata pada 4 Maret 1987, di ujung timur pulau garam
(tepatnya di dusum Pandeman, rt/rw:02/04, desa Sera Barat, Kec. Bluto,
Kab. Sumenep, Madura. 69466). Saat ini, selain aktif menulis puisi, saya juga aktif mengajar Biologi di LPI ANNAWARI, Sera Tengah,
Bluto, Sumenep. Di LPI tersebut, saya sedang merintis Forum KPPS
(komunitas pelajar pecinta sastra) dengan sejuta harap, saya ingin
menghidupkan dan membudayakan budaya membaca dan menulis, khususnya
sastra. Saya juga bermimpi untuk menulis antologi dari 200 puisi yang
saya tulis sejak Agustus 2013. Sebab, dengan puisi hati saya digugah
dan dengan puisi pula banyak hati ingin saya gugah.

Informasi Pengguna

Foto Al Hidayat
Tidak tersambung. Terakhir tersambung 10 tahun 28 minggu lalu. Terputus
Aktif sejak: 19/09/2013

Al Hidayat

Informasi Umum
Nama: 
Al Hidayat
Lokasi: 
Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, 69466
Minat: 

film, puisi, teater

  • Karya Sastra: Elegi untuk Iza
  • Karya Sastra: Adolesens

Tidak ada tulisan.

Tidak ada tulisan.

JenisTulisanKomentarPengunjung
  Al HidayatOrang LainTotalHari Ini
Berita
Karya Sastra1118080
Wawasan
Bookmark
Dapur Sastra
JUMLAH1118080

Komentar

Foto Al Hidayat

celoteh jiwa Al Hidayat

SEMANGKUK MIE

malam temaram beringsut lembut
meninggalkan petang
mengundang gemintang
diantara sejumput kabut menjelma rumput
dan kita terperangkap
dalam tarian angin Timur
yang merasuk bak susuk
melesat menusuk hingga dasar rusuk
sejenak engkau lenyap dan kembali dengan semangkuk mie yang kau rebus
sepenuh tulus
semangkuk mie yang kau racik sepenuh jiwa
menyulut gelora dan menyalakan daya
24/08/13

puisi tersebut saya buat pada malam 27 ramadhan 1434 H.. saat itu, saya sedang begadang dengan rekan untuk menunaikan kewajiban. di sela tarian jemari di atas tuts keypad, tiba-tiba teman saya datang dengan semangkuk mie. mie yang sangat sy hafal rasa dan aromanya, tapi malam itu benar2 terasa beda. nikmat luar biasa..

Foto Al Hidayat

celoteh jiwa Al Hidayat

HAROKAT SASTRA

gelap semesta berkabut mantra
sebelum terbit jiwa sutra
memikul risalah Sang Mahasastra
seindah kidung negeri Mangalsutra
Ia melukis semesta dengan harokat sastra
mengenyahkan keruh dalam layu jiwa jiwa kontra
dengan syair raja diraja yang merajai sastra
25/08/13

puisi ini saya buat selepas tadarus quran di Mushalla Al Furqan.. membacanya membuat saya sakit rindub pada Quran ^-^

Foto Al Hidayat

celoteh jiwa Al Hidayat

HAROKAT SASTRA

gelap semesta berkabut mantra
sebelum terbit jiwa sutra
memikul risalah Sang Mahasastra
seindah kidung negeri Mangalsutra
Ia melukis semesta dengan harokat sastra
mengenyahkan keruh dalam layu jiwa jiwa kontra
dengan syair raja diraja yang merajai sastra
25/08/13

puisi ini saya buat selepas tadarus quran di Mushalla Al Furqan.. membacanya membuat saya sakit rindub pada Quran ^-^

Foto Al Hidayat

celoteh jiwa Al Hidayat

MELUKIS IKHLAS

kucoba meretas sauh jiwa yang kandas di dasar cadas.
kucoba merajut jala ikhlas yang tergerus gelombang realitas.
seindah pelangi yng Engkau lukis di sela-sela mega,
kuberanikan diri menarikan kuas-kuas intuisi, melukis ikhlas di atas
kanvas rasa yang bias, diantara gurat warna yang kontras tanpa napas.
26/08/13

puisi ini saya buat di saat saya mulai kehilangan ruh saat berjuang,, membacanya membuat sy kembali bernergi

Foto Al Hidayat

celoteh jiwa Al Hidayat

SEPUCUK HARUM

ingatkah engkau saat indah di penghujung Agustus itu?
kala kau dan aku mengudara di gerbang petang
menyambut labirin malam
diiring senyum gemintang.
Engkau menepi di jalan juang
mencairkan sehelai uang
menggapai segenggam kembang.
Engkau persembahkan sepucuk harum
semanis senyummu yang ranum
seharum jiwamu yang tiada vakum
sepucuk harum meredakan rindu yang tiada terangkum
27/08/13

puisi yang membuat saya merindu sesosok manusia yang membuatku terpana akan senyumnya yanh senantiasa harum bak sepucuk harum

Foto Al Hidayat

celoteh jiwa Al Hidayat

REPUBLIK REMPONG

zaman meringkik
masa pun kian tercekik
meringkik oleh paras-paras munafik
di penjuru republik
tercekik rupa-rupa zindik
yang melalang dan melolong di republik rempong
O, Tuhan...
disini
kodratMu hilir mudik
kalamMu tak berkutik
karmaMu jungkir balik
karuniaMu lenyap dalam detik
28/08/13

membacanya membuat hati geram dan pilu,, mengingat betapa..........

Foto Al Hidayat

celoteh jiwa Al Hidayat

RATAPAN LILIN

laksana lilin
kecil dan terkucil
nyawanya berhaga
hanya bila gulita menyapa
kala sang nyala kembali tersenyum
hidupnya tak segan direnggut
jleb...
dalam satu tiup
riwayatnya ditutup
29/08/13

filosofi lilin: menghancurkan diri sendiri demi menerangi orang lain.. dan saya tak ingin seperti lilin, kalau bisa, ingin seperti matahari saja ^-^

Foto Al Hidayat

kepada pembaca budiman

Saya menyadari,
sebagai pemula, celoteh jiwa ini belum pantas untuk disebut puisi dan masih jauh dari "matang"dan saya berharap ia
akan "matang" setelah berada di pangkuan pembacanya. Akhirnya, sepenuh
syukur pada Sang Syakur, semoga ilhamNya senantiasa subur, sehingga
celoteh jiwa berikutnya dapat terus memancur dan meluncur di pojok
"dapur" dan mampu menggugah kelopak jiwa-jiwa yang mulai "udzur".

Foto Beni Guntarman

Wow!

Wow! Celoteh jiwa yang berjudul "Melukis Ikhlas" dan "Sepucuk Harum" adalah puisi yang sangat bagus, sebuah karya yang boleh dibilang cukup matang. Anda sepertinya bukanlah seorang penulis pemula. Salam hormat saya.

 

Komentar

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler