Skip to Content

UMAR KHAYYAM PENYAIR SAINTIS DARI PERSIA

Foto SIHALOHOLISTICK

Heri Ruslan dalam Republika, Selasa, 25 Maret 2008

 

Sejatinya dia adalah seorang ilmuwan yang menguasai matematika, astronomi dan filsafat. Kepiawaiannya dalam menulis syair dan puisi membuat namanya lebih kesohor sebagai seorang penyair. Konon, syair dan puisinya banyak dipengaruhi karya-karya Abu Nuwas. Penyair yang saintis itu bernama Umar Khayyam.

Penyair yang karya-karyanya diabadikan dalam Rubaiyat Umar Khayyam itu terlahir di Persia (Iran) pada 18 Mei 1048 M dengan nama lengkap Ghiyath A-Din Abu’l-Fath Umar ibnu Brahim Al-Nisaburi A-Khayyami. Secara bahasa, Khayyam berarti ‘pembuat tenda’. Nama itu digunakan, karena sang ayah bernama Ibrahim adalah seorang pembuat tenda.

Kota kelahiran Khayyam bernama Nishapur. Ia hidup di era kekuasaan Dinasti Seljuk abad ke-11 M. Khayyam menghabiskan masa kecilnya di kota Balkh (sekarang utara Afghanistan). Di sana, dia menuntut ilmu kepada seorang ilmuwan kondang, Syekh Muhammad Mansuri.

Khayyam juga menimba ilmu pada seorang guru terkemuka di wilayah Khurasan bernama Imam Mowaffaq. Saat itu, Khurasan menjadi ibu kota kerajaan Seljuk. Tak heran, bila ketika itu Khurasan bersaing dengan Kairo dan Baghdad untuk menjadi pusat peradaban Islam dan dunia. Kekuasaan Seljuk Turki meliputi wilayah Mesopotamia, Suriah, Palestina, dan sebagian besar Iran.

Dalam situasi politik yang tak menentu, ketika itu, tak mudah bagi Khayyam untuk menuntut ilmu. Pada era itu, setiap dinasti berlomba untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Khayyam sempat belajar filsafat di Nishapur. Seorang temannya menuliskan sosok Umar Khayyam sebagai seorang pelajar yang dikarunia kecerdasan yang tajam dan kekuatan alam yang sangat tinggi.

Menurut sebuah legenda yang cukup termasyhur, sewaktu menuntut ilmu kepada Imam Mowaffaq, Khayyam sangat dekat dengan Nizam-ul-Mulk (lahir: 1018 M) yang menjadi pejabat di Kerajaan Seljuk dan Hassan-i-Sabah (lahir:1034 M) yang menjadi pemimpin aliran Hashshashin (Nizar Ismaili). Ketiganya kerap disebut ‘Tiga Sahabat’.

Ketika Nizam-ul-Mulk menjadi penguasa, Hassan-i-Sabah dan Khayyam datang kepadanya. Jika Hassan-i-Sabah meminta jabatan di pemerintahan. Kepada sahabatnya itu, Khayyam hanya meminta disediakan tempat untuk hidup, mempelajari ilmu dan beribadah. Konon, Khayyam mendapat dana pensiun yang per tahunnya mencapai 1.200 mithkals emas.

Namun, keabsahan legenda itu diragukan sejumlah ilmuwan seperti Foroughi dan Aghaeipour. Menurut mereka, tak mungkin Khayyam dan Nizam-ul-Mulk bisa menjadi teman sekolah, karena usia mereka berbeda 30 tahun. Terlebih, ketiga orang itu hidup di tiga tempat yang berbeda. Kemungkinan, kisah persahabatan ketiga orang itu muncul, karena ketiganya sama-sama tokoh terkenal.

Khayyam terkenal lantaran keluhuran ilmu dan puisi-puisinya, sementara Hassan-i-Sabah termasyhur sebagai tentara pemberontak dan Nizam-ul-Mulk kesohor dengan kekuasaan dan aturan serta hukum yang dikendalikannya. Maka tak heran, jika pada saat itu muncul legenda tentang persahabatan tiga figur terkemuka itu.

Pada masa hidupnya, Khayyam dikenal sebagai seorang ahli matematika dan astronom. Pada tahun 1070 M, Khayyam memutuskan untuk hijrah ke Samarkand di Uzbekistan – sebuah kota tertua di Asia Tengah. Di tempat itu, dia mendapat dukungan dari seorang ahli hukum Samarkand bernama Abu Tahir. Dia berhasil menulis buku tentang aljabar berjudul Treatise on Demonstration of Problems of Algebra.

Salah satu kontribusinya yang lain dalam bidang matematika, dia menemukan metode memecahkan persamaan kubik dengan memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran. Pada 1077 M, Khayyam menulis kitab Sharh ma ashkala min musadarat kitab Uqlidis (Penjelasan Kesulitan dari Postulat-postulat Euclid). Umar Khayyam juga berkontribusi dalam geometri, khususnya pada teori perbandingan.

Sebagai seorang astronom, Khayyam sempat diundang penguasa Isfahan, Malik Syah pada tahun 1073 M. Ia diminta untuk membangun dan bekerja pada sebuah observatorium, bersama-sama dengan sejumlah ilmuwan terkemuka lainnya. Akhirnya, Khayyam dengan sangat akurat (mengoreksi hingga enam desimal di belakang koma) mengukur panjang satu tahun sebagai 365,24219858156 hari.

Ia terkenal di dunia Persia dan Islam karena observasi astronominya. Khayyam pernah membuat sebuah peta bintang (yang kini lenyap) di angkasa. Salah satu prestasinya dalam bidang astronomi dan matematika adalah keberhasilannya mengoreksi kalender Persia.

Pada 15 Maret 1079 M, Sultan Jalaluddin Maliksyah Saljuqi (1072 M – 1092 M) memberlakukan kalender yang telah diperbaiki Khayyam, seperti yang dilakukan oleh Julius Caesar di Eropa pada tahun 46 SM dengan koreksi terhadap Sosigenes, dan yang dilakukan oleh Paus Gregorius XIII pada Februari 1552 dengan kalender yang telah diperbaiki Aloysius Lilius.

Ketenarannya dalam menulis syair dan puisi membuat Khayyam lebih populer sebagai sebagai seorang penyair. Khayyam diyakini telah menulis seribu bait syair dan puisi. Puisi-puisinya yang dikenal skeptik justru begitu berpengaruh di dunia Barat. Begitu banyak yang mengagumi syair dan puisi yang diciptakannya. Di Barat, Khayyam terkenal dengan The Rub iy t of Omar Khayy m.

Seperti halnya Abu Nuwas – penyair termasyhur dari Baghdad – Umar Khayyam pun sempat diragukan akidahnya. Konon, dia menolak pemahaman bahwa setiap kejadian dan fenomena adalah akibat dari campur tangan Illahi. Sebaliknya, ia mendukung pandangan bahwa hukum-hukum alam menjelaskan semua fenomena dari kehidupan yang teramati.

Para pejabat keagamaan berulang kali meminta dia menjelaskan pandangan-pandangannya yang berbeda tentang Islam. Untuk menepis semua itu, Khayyam akhirnya menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Makkah untuk membuktikan bahwa ia adalah seorang muslim. Khayyam tutup usia pada 4 Desember 1131 M di kota kelahirannya, Nishapur, Persia. Makamnya, berada di Iran.

 

RUBAIYAT UMAR KHAYYAM

Rubaiyat Umar Khayyam merupakan antologi puisi karya Umar Khayyam yang ditulis dalam bahasa Persia. Antologi puisi karya ahli matematika dan astronom itu berjumlah sekitar seribu. Setiap syair dan puisi Khayyam berjumlah empat baris.

Antologi puisi dan syair Khayyam itu telah diterjemahkan kedalam berbadai bahasa. Terjemahan Rubaiyat Umar Khayyam yang paling kesohor dalam bahasa Inggris dialihbahasakan oleh Edward Fitzgerald (1809 M -1883 M). Rubaiyat Umar Kayam versi Inggris itu diterbitkan dalam lima edisi. Masing-masing pada 1859, 1868, 1872, 1879 dan 1889.

Kelima edisi itu diterbitkan oleh Fitzgerald. Selain itu, Fiizgerald juga menerjemahkan antologi puisi Umar Khayyam itu ke dalam bahasa Latin. Penerjemahan karya-karya Umar Khayyam itu sangat tergantung pada interpretasi penerjemah atas filsafat Umar Khayyam.

Rubaiyat Umar Khayyam juga diterjemahkan Friedrich von Bodenstedt (1819-1819) ke dalam bahasa Jerman. Terjemahan antologi puisi Khayyam itu diterbitkan pada 1881 dan terdiri dari 395 kuatrain.

Selain Futzgerald, Edward Henry Whinfield pun menerjemahkan karya Umar Khayyam itu ke dalam bahasa Inggris. Antologi syair dan puisi Khayyam itu diterbitkan dalam dua edisi terdiri dari 253 kuatrain pada 1882 dan 500 kuatrain pada 1883.

Puisi karya Umar Khayyam untuk pertama kalinya dialihbahasakan ke dalam bahasa Prancis oleh JB Nicolas. Alih bahasa Rubaiyat Umar Khayyam itu veris Prancis itu terdiri dari 464 kuatrain dalam prosa dan diterbitkan pada 1867. Nicolas merupakan kepala penerjemah Kedutaan Besar Prancis di Persia.

Namun, terjemahan Rubaiyat Umar Khayyam dalam bahasa Prancis yang paling populer adalah karya Franz Toussaint yang dipublikasikan tahun 1924. Terkemahan ini terdiri dari 170 kuatrain yang berasal dari naskah asli berbahasa Persia. Penerjemahan Rubaiyat Umar Khayyam juga dilakukan Edward Heron-Allen (1861-1943).

Rubaiyat Umar Khayyam juga diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Ahmed Rami seorang penyair ternama dari Mesir. Terjemahan Rami itu tercatat sebagai hasil karya literatur Arab Modern. Laiknya, Shakespeare, karya-karya Umar Khayyam juga memiliki pengaruh yang luar biasa. Banyak penulis dan penyair yang mengikuti gayanya.

 

ABADI DI LUAR ANGKASA

Umar Khayyam tetap dikenang sepanjang zaman. Mesti telah berpulang delapan abad lalu, dunia tak mungkin melupakannya. Kontribusi dan dedikasi Khayyam di bidang astronomi diabadikan sebagai salah satu nama kawah bulan. Pada tahun 1970, para astronom sepakat untuk menggunakan nama Khayyam di salah satu kawah bulan.

Tak cuma itu, nama besarnya juga terpatri menjadi salah satu nama planet kecil di luar angkasa. Pada tahun 1980, astronom dari Uni Soviet bernama Lyudmila Zhuravlyova menemukan sebuah planet kecil. Zhuravlyova kemudia menamakan planet itu Umar Khayyam.

Aneka ragam cara dilakukan masyarakat dunia untuk mengenang Khayyam. Laiknya penyair legenda, Abu Nuwas yang muncul dalam kisah Negeri 1001 Malam, sosok Khayyam pun tampil dalam novel berjudul Samarkand karya Amin Maalouf. Pada 1997, Khayyam juga diangkat penulis Hooshang Mo”eenzadeh dalam Novel berbahasa Persia yang berjudul Khayyam and That Delightful Fabrication.

Kehidupan Umar pun digambarkan dalam film berjudul Omar Khayyam pada 1957. Film itu dibintangi Cornel Wilde, Debra Page, Raymond Massey, Michael Rennie, dan John Derek. Tiga tahun lalu, kisah Umar Khayyam juga diangkat ke layar perak oleh Sutradara Iran-Amerika Kayvan Mashayekh. Film itu berjudul ‘The Keeper: the Legend of Omar Khayyam’. Namanya tetap melegenda.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler