Skip to Content

MENYANYI

Foto usman hasan

MENYANYI

 Hampir semua orang pernah menyanyi, tanpa membedakan status sosial, jabatan, jenis kelamin. Yang membedakan adalah tempatnya. Saya menyanyi sambil mengikuti lagu di depan komputer. Ada yang menyanyi di kafe, ada yang menyanyi di kamar mandi, ada yang menyanyi di atas pohon pada saat memetik cengkih, ada yang menyanyi di laut kala sedang memancing.

Sungguh kehidupan ini sangat lengkap dan kaya.  Bayangkan saja, hanya dengan delapan nada yang terdiri dari do re mi fa so la si do dapat digubah menjadu jutaan lagu dan sudah disenandungkan orang selama ribuan tahun.

Ditayangkan dalam siaran TV, seorang peneliti di Jepang yang menempatkan dua pohon kaktus ditempat yang berbeda. Kaktus yang satu dipasang loudspeaker dan dalam waktu-waktu tertentu diputarkan lagu, sedangkan yang satu tidak. Pemupukan dalam jumlah dosis yang sama, penyiraman sama-sama dilakukan secara teratur. Terbukti, kaktus yang setiap hari diputarkan lagu, tumbuhnya jauh lebih subur dari pada yang tidak diputarkan lagu. Bahkan ada yang meneliti, bahwa irama lagu tertentu dapat  menyembuhkan penyakit tertentu pula..

Cuma perkara menyanyi saja dapat mengundang komentar penulis terkenal dan mantan Kepala LKBN Antara, Mohamad Sobary. Tulisan (opini) Sobary di Kompas berjudul “Nembang”. Dalam tulisan itu, Sobary menulis mengenai Presiden Indonesia (SBY) yang berani nembang (menyanyi).

Kenapa pula, urusan menyanyi dihubung-hubungkan dengan keberanian. Apa maksudnya? Maksud Sobary begini : Habibie di awal jabatannya telah menyanyikan  lagu kesayangannya “ sepasang mata bola “  sementara rakyat masih susah, dihadapan publik serta ditayangkan di TV ”. Ternyata Habibie tidak lama menjabat sebagai Presiden alias tumbang ditengah jalan.

Demikian juga dengan  Gus Dur. Beliau telah berani menyanyi, juga pada saat rakyat masih susah dan beliau mengalami nasib yang sama, tumbang ditengah jalan.

Kemudian SBY juga berani menyanyi bahkan membuat album.. Beliau tidak perduli dan tidak percaya dengan takhyul.

“Itu nonsen, tidak rasional dan hanya sengaja dihembus-hembuskan oleh orang-orang iseng yang kurang kerjaan. “Mau Habibie, mau Gus Dur tumbang, itu tidak ada urusan dengan soal menyanyi. Kenapa pula cuma Presiden menyanyi saja dipersoalkan dan dikaitkan dengan kesusahan rakyat. Memangnya menyanyi itu ada larangannya? Kalau ada,  tertera dalam peraturan pasal berapa. Dan apa pula hubungannya menyanyi dengan rakyat yang masih susah”. Mungkin demikian jalan pikiran SBY.

Tapi bukan cuma  Shobary yang memberikan komentar soal SBY menyanyi . Tokoh kontrovesial Gus Dur juga tak mau kalah.  “ masak rakyat lagi susah begini, SBY justru cuma menyanyi”. Demikian komentar Gus Dur.

Rupanya Gus Dur sudah lupa, bahwa beliau juga pernah menyanyi dikala rakyat masih susah.***.

 

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler