Skip to Content

Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Foto Dhany Nurdiansyah

Guru

saling berkompetisilah untuk memperoleh gelar guru favorit dari para siswamu. Lakukanlah kompetisi tersebut tidak hanya setiap setahun sekali, melainkan setiap hari, jadi murid ibarat juri yang memberikan poin/skor/nilai terhadap kreativitas & kualitas guru dalam mengajar ”setiap hari”. Sehingga, selain kita yang suatu saat merasa payah ketika mendapatkan peringkat kelas paling rendah, guru juga turut merasakan kekurangannya dalam mendapatkan hati dari para peserta didiknya, hal itu dapat dinilai dari peringkat guru idola mulai dari yang tertinggi sampai terendah. Tahu kan jika kita mendapatkan nilai yang kurang memuaskan? Kita akan berusaha untuk memperbaikinya. Bagaimana jika guru yang mengalaminya? Mereka secara naluri pasti berusaha merubah pola mengajar yang diterapkan supaya lebih baik dan menarik sehingga tidak membuat bosan para siswanya. selanjutnya, kita tidak lagi mengenal guru yang memanfaatkan profesinya untuk sekedar mendapatkan gaji demi memberi nafkah keluarga, tetapi memang benar-benar memiliki niat serius untuk mencerdaskan peserta didiknya

Setiap guru harus berobat jika mengidap penyakit berikut, yaitu TBC/GAPTEK (Tidak Bisa Komputer/Gagap Teknologi). Mengapa? Zaman modern, kualitas hidup modern, kualitas pendidikanpun juga dituntut modern sehingga dapat bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Pendidikan berkualitas sesungguhnya hanya bisa diperoleh jika setiap guru memiliki kemampuan pola didik modern dan didukung pula dengan teknologi pendukung modern. Saat ini komputer merupakan produk teknologi yang perkembangannya lumayan pesat. Jika guru tidak mampu ber’adaptasi dengan cepat, tepat, baik, dan efektif dalam memanfaatkan komputer sebagai sarana mengajar dan mengkomunikasikan ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya, maka kita akan sulit bersaing di kancah persaingan dunia.

Lingkungan

  • Lingkungan berpengaruh pada “mood” dari peserta didik. Jadikan suasana di sekolah seolah tidak seperti di tempat yang menyeramkan, kumuh, ataupun seperti di dalam penjara. melainkan di suatu taman belajar yang indah dan menyenangkan, hal itu juga dapat dipengaruhi oleh guru. Pernahkah kalian mendengar istilah “Guru Killer”? yang pasti guru tersebut tidaklah benar-benar seorang pembunuh bayaran, dan kita juga berharap guru tersebut bukanlah pembunuh ”mood”. Jadilah guru yang dirindukan murid-muridnya, bukannya guru yang sangat diharapkan ketidakhadirannya.
  •  Mayoritas dari kita berpendapat bahwa hanya sekolah berprestasilah yang pantas memiliki gedung sekolah indah dan menarik, lalu, bagaimana dengan sekolah berkualitas rendahan? Siswanya tukang bolosan, gurunya sering mangkir, sekolahnya juga kumuh. Namun salahkah jika sekolah berkualitas sedang atau lumayan rendah tersebut memiliki bangunan yang menarik dan penuh warna? Membangun minat belajar dan minat didik dengan baik dimulai dengan situasi & kondisi lingkungan belajar yang mendukung, kalau kita memandang hanya sekolah berprestasi yang pantas memiliki lingkungan belajar menarik, maka kita akan kesulitan dalam memajukan kualitas pendidikan, siswa dengan minat belajar sedang-sedang saja atau bahkan tidak memiliki minat belajar keadaannya akan semakin terpuruk. Kita tidak membutuhkan dana besar, kita hanya membutuhkan peran seluruh warga sekolah dalam memainkan kreatifitasnya sebaik mungkin untuk menjadikan sekolah seakan seperti surga ‘”dunia pendidikan” bagi setiap siswa.
  •  Sebagai warga negara yang baik kita tentunya sangat mencintai negara Indonesia, jadi apa salahnya kalau saat jam istirahat dimainkan lagu-lagu wajib nasional melalui pengeras suara yang dimiliki oleh sekolah, guna terus meningkatkan rasa nasionalisme kita terhadap negara ini, dan hal itu mungkin juga dapat memberikan semangat baru bagi para siswa dalam proses belajar. Atau bisa juga dengan memainkan lagu-lagu daerah.

Motivasi

 Tiap-tiap murid pasti memerlukan motivasi dalam membangkitkan semangat belajar, pihak-pihak yang berperan penting dalam memberi motivasi adalah keluarga, guru, masyarakat, dan negara. Memberi motivasi juga harus sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh murid itu sendiri, jangan sampai salah memberikan opini, namun malah berujung pada keputus-asaan yang berlarut-larut. Berikan bimbingan selagi mampu, jangan mengganggu tujuan hidup mereka dengan mengedepankan dan memaksakan opini anda sendiri.


bacaan tersebut juga saya tulis di blog pribadi saya.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler