Skip to Content

Mengabadikan Diri

Foto Rahmat adianto

Mengabadikan Diri

Oleh: Rahmat Adianto

 

Nama Kegiatan          : Workshop Kepenulisan

Lokasi                           : Waroeng X-Bro

Hari/Tanggal              : Sabtu, 01 Desember 2018

Waktu                          : Pukul 09.00 sampai Selesai

Penyelenggara          : Rumah Andakara

Disponsori Oleh         : Waroeng X-Bro.

 

            Desember disambut dengan kemerihan Workshop Kepenulisan dan Konser Sastra II yang diselenggarakan oleh Rumah Andakara. Workshop yang gemilang karena menghadirkan pemateri yang spektakuler. Jose Rizal Manua salah seorang seorang maestro Sastra Indonesia. Workshop Kepenulisan berlangsung melampaui harapan. Pembawaan materi dan teknik menulis yang disajikan oleh Jose menghidupkan suasana. Hidupnya suasana ditandai dengan ukuran kegesitan  seluruh pesrta workshop mengikuti segala tahap yang direkomendasikan.

 

Melalui beberapa tahap dengan manajemen waktu yang ditetapkan, dalam kurun waktu 15 menit setiap peserta dapat menulis satu puisi yang masing-masing mendapat apresiasi melalui baca karya masing-masing. Selain cara menyajikan materi Jose juga membarikan hal-hal yang tidak banyak orang sadari bahwa yang diterakan kepada meraka adalah  salah satu dari sekian banyak cara untuk melatih kapasitas mental.

 

 Banyak hal yang tidak pernah disadari oleh setiap individu, betapa banyak potensi dan kreativitas yang terkubur dalam diri mereka. Mereka hanya butuh motivasi yang dapat menumbukan kesadaran, motivasi kesadaran inilah yang kemudian menimbulkan inspirasi.

 

Pengalaman Jose Rizal Manua cukup memberi banyak kotribusi dalam kesusastraan Indonesia. Kontribusi yang diberikan oleh Jose dalam berbagai peran dan pengabdian dan perhatian tehadap masyarakat. Sebagai wujud kepedulian Jose adalah mendirikan beberapa wadah kreativitas yang dapat digeluti oleh masyarakat terutama yang ingin berkecing dalam dunia sastra.

 

Teater Anak-Anak dan Teater Tanah Air, dua wadah pengembangan bakat dan minat yang didirikan oleh Jose. Selain itu eksistensi Jose dalam menciptakan prestasi cemerlang dengan berbagai pencapaian dalam beberapa kompetisi Nasional maupun ke manca negara, seperti perolehan juara pertama dalam Festival Teater Anak-Anak Dunia ke-9 di Lingen, Jerman tanggal 14 sampai 22 Juli 2006.

 

Eksistensi Jose juga ditunjukan dalam kebolehannya menjadi salah seorang figur yang berperan dan mengisi suara dalam beberapa film. Tahun 2011, Jose menjadi juri dalam Festival Teater SLTA se-Jabodetabek yang diselenggarakan di GRJS Bulungan Jakarta Selatan. Dalam bidang pembacaan puisi, Jose merupakan pembaca puisi yang berkali-kali menjawarai kompetisi baca puisi sejak 1980-an sampai 1996.

 

Jose menghentikan hasratnya untuk tidak ikut serta lagi dalam kompetisi baca puisi karena permintaan dari beberapa sastrawan, dianataranya W.S. Rendra dan Sutardji Calzoum Bachri. Alasan yang membuat Jose menerima permintaan karena hal yang akan dianggap ketidakwajaran. Secara logika, pada tahun 1980 sampai 1996, Jose selalu menjadi jawara, dan jelas eksitensi dan wawasan para perserta saat itu tidak mungkin sebanding dengan para peserta setelah tahun 1996. Maka Jose meminta agar ia dinobatkan sebagai salah saeorang juri dalam kompetisi baca puisi sampai masa sekarang.

 

Rumah Andakara menyelenggarakan Workshop Kepenulisan dengan mengemas “Penciptaan Karya, Anak Panah, dan Kerinduan” sebagai Titik Temu. Ada hal berbeda yang dilakukan oleh Rumah Adakara dibanding Komunitas lain. Bisanya berbagai komunitas akan cenderung menggunakan istilah yang telah lama ada daripada berpikir untuk menggunakan atau menciptakan istilah-istilah baru. Lain halnya dengan Rumah Andakara, bukan hanya menunjukan eksistensinya sebagai penggiat sastra, namun mencoba membuat terobosan baru untuk menciptakan yang berbeda seperti yang telah saya kemukakan. Misalnya, “Titik Pertemuan” barangkali sebagai istilah lain dari kata tema. Istilah yang bahkan tidak pernah terlintas dalam pemikiran orang-orang ketika ingin menyelenggarakan kegiatan.

 

Workshop Kepenulisan diselenggarakan di Waroeng X-Bro bukan tanpa alasan. Entah alasan apa yang melatarbelakangi pemilihan Waroeng X-Bro tempat pementasan. Saya berpikir bahwa kali ini Rumah Andakara ingin menggelar pentas dengan konsep yang sederahan, namun tidak kalah kemilang dari penggelaran lain.

Bersahabat dengan alam, merupakan salah satu pilihan yang tepat menggelar worskshop kepenulisan. Segala sesuatu yang ada dalam  pikiran ada di alam semeseta ini. Yang menjadi kendaral hari ini adalah sedikit orang yang ingin menggunakan logikanya untuk memikirkan hal-hal kecil untuk melati cara berpikir. Misalnya tentang semut, ketika melihat semut setiap orang akan mengbaikannya bahkan ada yang dengan sengaja menyakiti semut-semut itu dengan berbagai cara.

 

Entah dengan carah menginjak, merusak sarang, dan merusak barisan yang telah teratur. Sebenarnya jika setiap orang menggunakan logikannya untuk menggunakan alam sebagai saran belajar, maka segala sesuatu merupakan pelajaran yang berharga dan jarang diperoleh secara akademik. Katakanlah, cara semut membangun komunikasi, keharmonian, dan kerabahan dalam segalah hal. Jika setiap orang menyadari dan menerapkan sifat-sifat yang diperoleh dari semut-semut menjadi representasi perilaku manusia, maka akan terjalin kehidupan yang tenteram.

 

Rumah Andakara berusaha menunjukan eksistensi dan kepeduliannya terhadap sastra di tanah air Indonesia. Melakukan salah satu langkah melestraikan dan mengembangkan kesususatraan sebagai wujud kearifan lokal yang luhur. Kesusastraan bukan hanya sebagai ajang untuk menunjukan kebolehan dan bakat, namun juga sebagai wujud pemertahanan kebudayaan  luhur yang mengajarakan segala sesuatu melalui barbagai bentuk aktivitas yang estetis. Salah satu tujuan Rumah Andakara menggelar Workshop Kepenulisan selain melatih kreaivitas dalam menulis adalah untuk menunjukan betapa bernilainya sastra kepada masyarakat yang perlahan menjauh dari kearifan lokalnya.

 

Sangat disayangkan Workshop Kepenulisan kurang menarik minat masyarakat, padahal pembentukan pola pikir yang kretif dan bijak melalui berbagai tahap, salah satunya dengan menulis. Dari aktivitas menulis tidak bisa kita menghakimi bahwa menulis tidak membutuhkan tahap. Tahap awal yang dilakukan untuk menulis adalah dengan membaca. Untuk mulai menulis, manusia membutuhkan banyak kosakata. Dari kosakata manusia dapat merangkai kalimat dan menuliskan mengetahuannya yang kemudian bisa menjadi ilmu pengetahuan bagi orang lain.

 

Pramudya mengatakan, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah pekerjaan untuk keabadian”. Secara singkat, maksud lain dari kutipan kalimat Pramodya, yaitu menulis sebagai cara mengabadikan diri. Manusia bangga dengan segalanya yang akan hilang seiring usia. Napas akan berhenti, jasad akan melebur dengan tanah, roh akan kembali pada pencipat, tetapi manusia menjadi kenangan yang utuh dalam tulisannya. Khalil Gibran memukakan bahwa “Saya mengatakannya dengan satu hati, yang kemudian akan dikatakan oleh banyak orang” kurang lebih demikan kalimatnya. Maksud dari kutipan kalimat ini adalah, ketika seseorang menulis mengikuti kata hatinya berdasarkan pengalaman tentang hal-hal yang menyuarakan kebenaran, maka para pembaca akan ikut menyuarakan hal-hal yang ditulis dengan interpretasi dan ekspersi yang berbeda.

 

Kutipan kalimat ini dapat menjadi tamparan yang keras kepada masyarakat, terutama mahasiswa yang mengikuti Workshop Kepenulisan hanya sebagai keperluan tugas mata kuliah semata.

 

Inisiatif Rumah Andakara menghidupkan kesusastraan di wilayah Sulawesi Tenggara khususnya di Kendari merupakan ajang yang cegemilang untuk menjaga kesegaran dan kelestarian kebudayaan. Melalui sastra, masyarakat bisa belajar dan berpikir kritis baik secara akademik maupun secara imajinatif.

 

Kemudian terkadang harus ada unsur paksaan yang diberkan kepada masyakat terutama, mahasiswa untuk selalu turut terlibat ataupun menyaksikan pertunjukan-pertunjukan yang bersifat mendidik. Hal tersebut diangggap perlu untuk membangkitkan semangat dan antusias masyarakat agar senantiasan mempertahankan warisan luhur yang telah dititipkan sehingga tidak lenyap seiring perkembangan zaman.

 

 

 

 

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler