Skip to Content

TEORI KRITIK SASTRA STRUKTUALISME

Foto Rendy Ferdiansah 2

KRITIK SASTRA STRUKTUALISME

 


Oleh :

                                                                                   Nama                          : Rendy Ferdiansah

                                                                                     NIM                            : 2012 112 043

                                                                                     Mata Kuliah              : Teori Kritik Sastra

                                                                                     Dosen                          : Achmad Wahidy, M.pd.

 

 

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

TAHUN 2012

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. 1.      Latar Belakang

Secara etimologis, kata kritik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata krinein (menghakimi, membanding, menimbang). Kata krinein menjadi bentuk dasar bagi kata kreterion (dasar, pertimbangan, penghakiman). Orang yang melakukan pertimbangan/penghakiman disebut krites yang berarti hakim. Bentuk krites inilah yang menjadi dasar kata kritik.

Secara harafiah, kritik sastra adalah upaya menentukan nilai hakiki karya sastra dalam bentuk memberi pujian, mengatakan kesalahan, memberi pertimbangan lewat pemahaman dan penafsiran yang sistemik.

Dalam makalah ini penulis akan membahas salah satu jenis kritik sastra Secara etimologis, kata kritik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata krinein (menghakimi, membanding, menimbang). Kata krinein menjadi bentuk dasar bagi kata kreterion (dasar, pertimbangan, penghakiman). Orang yang melakukan pertimbangan/penghakiman disebut krites yang berarti hakim. Bentuk krites inilah yang menjadi dasar kata kritik.

Secara harafiah, kritik sastra adalah upaya menentukan nilai hakiki karya sastra dalam bentuk memberi pujian, mengatakan kesalahan, memberi pertimbangan lewat pemahaman dan penafsiran yang sistemik. Dalam makalah ini penulis akan membahas salah satu jenis yaitu kritik sastra struktualisme. Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan suatu tulisan karya ilmiah yang dapat menambah wawasan mengenai kritik sastra bagi pembaca.

 

  1. 2.      Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai:

  1. Apa yang dimaksud dengan  kritik sastra struktualisme ?
  2. Apa yang membuat adanya kritik sastra struktualisme ?

 

  1. 3.      Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk :

  1. Memberikan wawasan pengetahuan mengenai kritik sastra struktualisme.
  2. Memberikan penjelasan mengenai terjadinya kritik sastra struktualisme.

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.   Pengertian Strukturalisme

            Strukturalisme adalah faham atau pandangan yang menyatakan bahwa semua masyarakat dan kebudyaan memiliki suatu struktur yang sama dan tetap. Strukturalisme juga adalah sebuah pembedaan secara tajam mengenai masyarakat dan ilmu kemanusiaan dari tahun 1950 hingga 1970, khususnya terjadi di Perancis. Strukturalisme berasal dari bahasa Inggris, structuralism; latin struere (membangung), structura berarti bentuk bangunan. Trend metodologis yang menyetapkan riset sebagai tugas menyingkapkan struktur objek-objek ini dikembangkan olerh para ahli humaniora. Struktualisme berkembang pada abad 20, muncul sebagai reaksi terhadap evolusionisme positivis dengan menggunakan metode-metode riset struktural yang dihasilkan oleh matematika, fisika dan ilmu-ilmu lain.

B.   Tujuan Strukturalisme

 Tujuan Strukturalisme adalah mencari struktur terdalam dari realitas yang  tampak kacau dan beraneka ragam di permukaan secara ilmiah (obyektif, ketat, dan berjarak). Ciri-ciri itu dapat dilihat strukturnya:

·       Bahwa yang tidak beraturan hanya dipermukaan, namun sesungguhnya di balik itu terdapat sebuah mekanisme generatif yang kurang lebih konstan.

·       Mekanisme itu selain bersifat konstan, juga terpola dan terpola dan terorganisasi, terdapat blok-blok unsur yang dikombinasikan dan dipakai untuk menjelaskan yang dipermukaan

·       Para peneliti menganggap obyektif, yaitu bisa menjaga jarak terhadap yang sebenarnya dalam penelitian mereka

·       Pendekatan dengan memakai sifat bahasa, yaitu mengidentifikasi unsur-unsur yang bersesuaian untuk menyampaikan pesan. Seperti bahasa yang selalu terdapat unsur-unsur mikro untuk menandainya, salah satunya adalah bunyi atau cara pengucapan.

·       Strukturalisme dianggap melampaui humanisme, karena cenderung mengurangi, mengabaikan bahkan menegasi peran subjek.

 

C.   Masa Strukturalisme

            Tahun 1966 digambarkan oleh Francois Dosse dalam bukunya Histoire du Structuralism sebagai tahun memancarnya strukturalisme di Eropa, khususnya di Prancis. Perkembangan strukturalisme pada tahun 1967-1978 digambarkan sebagai masa penyebaran gagasan strukturalisme dan penerangan tentang konsep strukturalisme serta perannya dalam ilmu pengetahuan.

 

D.   Ciri Strukturalisme

            Ciri-ciri strukturalisme adalah pemusatan pada deskripsi keadaan aktual objek melalui penyelidikan, penyingkapan tabiat, sifat-sifat yang terkait dengan suatu hal melalui pendidikan. Ciri-ciri itu bisa dilihat dari beberapa hal; hirarki, komponen atau unsur-unsur, terdapat metode, model teoritis yang jelas dan distingsi yang jelas.

            Para ahli strukturalisme menentang eksistensialisme dan fenomenologi yang mereka anggap terlalu individualistis dan kurang ilmiah. Salah satu yang terkenal adalah pandangan Maurice Meleau-Ponty yang menentang fenomenologi dan eksistensialisme tubuh manusia. Pounty menekankan bahwa hal yang fundamental dalam identitas manusia adalah bahwa kita adalah objek-objek fisik yang masing-masing memiliki kedudukan yang berbeda-beda dan unik dalam ruang dan waktu.

 

G.  KELEMAHAN PRINSIP STRUKTURALISME

a.       Pendekatan Intrinsik ada kalanya terlalu dimutlakkan

b.      Karya sastra tidak dapat diteliti secara terasing karena sulit melepaskan karya sastra dari latar belakang sejarah dan relevansi sosial budayanya.

c.       Pembatasan pada analisis  structural yang menghilangkan konteks dan fungsinya sehingga karya itu dimenaragadingkan dan kehilangan relevansi sosialnya.

d.     Pada analisis structural peran pembaca sering terbengkalai.

 

H.  MACAM TEORI STRUKTURALISME

1. TEORI STRUKTURALISME SEMIOTIK

a)  Prinsip Strukturalisme Semiotik

Semiotic adalah ilmu tentang tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda semiotic. Semiotic mempelajari system, aturan, dan konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.

Semiotic memandang bahwa karya sastra merupakan struktur tanda yang bermakna. Tanpa memperhatikan system tanda, makna dan konvensi tanda, stuktur karya sastra tidak dapat dimengerti maknanya secara optimal sehingga dapat dikatakan bahwa strukturalisme tidak dapat dipisahkan dari semiotic.

b) Langkah Strukturalisme Semiotik

·  Puisi dianalisis ke dalam unsure-unsurnya dengan memperhatikan saling hubungan antara unsure-unsurnya dengan keseluruhannya.

· Tiap unsure puisi dan keseluruhannya diberi makna sesuai dengan konvensi puisi.

·  Setelah puisi dianalisis ke daam unsure-unsurnya lalu dilakukan pemaknaan, dikembalikan kepada makna totalitasnya dalam kerangka semiotic.

· Untuk pemaknaan dilakukan pembacaan secara semiotic menurut Riffaterre yaitu pembacaan heuristic dan pembcaan hermeuntik atau retroaktif.

 

2. TEORI STRUKTURALISME DINAMIK

a) Prinsip Strukturalisme Dinamik

Prinsip strukturalisme dinamik memandang bahwa pengkajian sastra dilakukan dengan cara pengkajian strukturalisme dalam rangka semiotic. Artinya, karya sastra dipertimbangkan sebagai system tanda. Sebagai suatu tanda karya sastra mempunyai dua fungsi, yaitu berfungsi otonom (tidak menunjuk diluar dirinya) dan bersifat informasional (menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan). Kedua sifat itu saling berkaitan sehingga sebagai sebuah struktur, karya sastra selalu dinamis.

b) Langkah Strukturalisme Dinamik

·      Peneliti bertugas menjelaskan karya sastra ke dalam struktur pembentuknya.

·      Peneliti bertugas menjelaskan kaitan antara pengarang, realitas, karya sastra, dan pembaca.

 

3. TEORI STRUKTURALISME GENETIK

a) Pendekatan Strukturalisme Genetik

Pendekatan struktularisme genetik berpijak pada prinsip struktularisme yang diperbaiki dengan memasukan faktor genetik dalam memahami karya sastra.faktor yang terkait dengan karya sastra adalah pengarang dan sejarah yang turut mengkondisikan saat karya sastra itu diciptakan.

 

 

 

b) Langkah Analisis Strukturalisme Genetik

·      Penelitian sastra dilakukan dengan kajian unsure intinsik sastra, baik secara parsial maupun dalam rangka keseluruhannya.

·      Mengkaji latar belakang kehidupan sosial kelompok pengarang.

·      Mengkaji latar belakang sosial dan sejarah yang turut mengkondisikan karya sastra.

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

  1. A.     KESIMPULAN

Strukturalisme adalah faham atau pandangan yang menyatakan bahwa semua masyarakat dan kebudyaan memiliki suatu struktur yang sama dan tetap. Strukturalisme juga adalah sebuah pembedaan secara tajam mengenai masyarakat dan ilmu kemanusiaan dari tahun 1950 hingga 1970, khususnya terjadi di Perancis. Tujuan Strukturalisme adalah mencari struktur terdalam dari realitas yang  tampak kacau dan beraneka ragam di permukaan secara ilmiah (obyektif, ketat, dan berjarak). Perkembangan strukturalisme pada tahun 1967-1978 digambarkan sebagai masa penyebaran gagasan strukturalisme dan penerangan tentang konsep strukturalisme serta perannya dalam ilmu pengetahuan. Ciri-ciri strukturalisme adalah pemusatan pada deskripsi keadaan aktual objek melalui penyelidikan, penyingkapan tabiat, sifat-sifat yang terkait dengan suatu hal melalui pendidikan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

http://jatisriningsih.blogspot.com/2014/03/makalah-strukturalisme.html

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler