Skip to Content

Januari 2015

PEMBURU

Puisi kritik sosial

SANG PEMELUK

Kau akan dicintai saat kau berada dipuncak tertinggi

Tapi kau akan beranjak dilupakan pada dua masa

Saat kau menjadi perana paling merana

Dan

PEMBURU

Di ladang perburuan yang tak kenal nurani

Para politisi menyandang bedil dan segudang peluru

MATA GELAP KEBENCIAN

Si Pendulang Keuntungan di air keruh kegaduhan

Ia yang memercikkan bara kebencian ke matamu

KALAU YANG ANEH

minggu teduh dan senja yang rona
rencananya waktu itu aku ingin mengajakmu jalan-jalan
mengunjungi pantai yang dulu pernah kita kencani

Tiada Ketenangan Dalam Kemeriahan

Ibarat pepatah "sudah jatuh ketimpa tangga pula" itulah suatu peribahasa yang sepertinya sedang dialami oleh Bang Joko. Bagaimana bisa dikatakan ketimpa tangga jika kenyataannya memang amat membingungkan dan merumitkan polemik yang sedang menghadiri Bang Joko.

Tiada Ketenangan Dalam Kemeriahan

Ibarat pepatah "sudah jatuh ketimpa tangga pula" itulah suatu peribahasa yang sepertinya sedang dialami oleh Bang Joko. Bagaimana bisa dikatakan ketimpa tangga jika kenyataannya memang amat membingungkan dan merumitkan polemik yang sedang menghadiri Bang Joko.

PENGARUH ISLAM TERHADAP TEATER TRADISI MELAYU

Oleh: Hafash Giring Angin*

 

Dan Nanti?

Malam tak pernah melihat pagi

Pagi pun tak pernah peduli pada malam

Mereka saling berpapasan tanpa harus melirik

SANG PENARI TOPENG

penguasa yang bermahkotakan buih-buih lautan

kelebat nafsu birahi para politisi mengarungi langit kekuasaan



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler