Atas nama itu berlayarlah para petualang
menelusuri setiap lekuk tubuh lautan
sudah hampir seminggu matahari sembunyi dapur jadi kelam, aku tak bisa kemana-mana hanya bisa memandang dari kejauhan menatap jalanan dan halaman sekolahku
Fajar di luar, kita di dalam
Masih menghirup udara semalam
Ayo keluar, masih ada udara segar yang belum kita hirup
BELAJAR KORUPSI
Bulan temaram di malam kelam
Aku terpaku dipojok kamar
Melihat rentetan angka yang makin meyeramkan
Tugas-tugas menunggu jawaban
AKU
Tak seperti Srikandi
Sang mulia yang sediakan selalu pedangnya
Tak juga Gandari
malam pekat angin dingin, pohon-pohon beku bisu
seekor burung di dahan kelam, larut menyimak gigil reranting
Manis, kapan kau mulai menyentuh nadiku?
Tiba-tiba kau mengiris-iris sampai darah mengucur deras
Harap apa yang ditanam pada setiap golongan
Menyimpan deret kata sia-sia
Meski harmonis ketika diteriakan, lantang!
aih...
ketika kata-kata urung kuperam,
lelatu sesekali memercik melalui nada
dan melindap murung dalam ruam
Komentar Terbaru