Skip to Content

Oktober 2015

TERLAHIR KEMBALI

Sembilan bulan sepuluh hari

Suara tangis menggeleggar

Dihempas angin hingga ke sudut malam

SURAT UNTUK SAHABAT

Di kala keheningan mulai menghampiri

Aku teringat akan memori masa silam

HANYA UTOPIA

Menyulam aksara dalam kata menjadi narasi panjang

Janji-janji manis menghipnotis jiwa-jiwa melankolis

SURAT CINTA UNTUK NUSA TADON

Malam kian mengepakan sayap pekatnya di titik lasuardi. Terlihat temaram bulan yang samar-samar menciptakan wajah pertiwi. Mengerutu dalam gelap, berkeluh kesah dalam senyap, kemudian melebur dalam tarian pena. Gemerincing lonceng sang penjaga malam, lolongan anjing dan nyanyian para serangga melantunkan nada sendu, seolah turut meratapi cinta yang tertelan badai prahara.

Hei, pemerintah

Hei, pemerintah.
Apakah kalian masih punya otak?

Lihat roda-roda jalan
Debu, jelaga, lalat
Semuanya tak begitu berguna lagi

Semua tak berguna!

Pemerintah berjanji,
"Akan kukabulkan,

NEGERIKU MENANGIS

Arus waktu kian melaju

Langka kaki tak pernah maju

Dalam diam kaum proletar mengadu

ASA DI UJUNG JALAN

Dewi malam sepi dan hening

Langit dan bintang seolah membeku

AKU RINDU IBU

Dinginnya malam mencengkam kalbu
Membuka lembaran ingatan tentangmu yang kini jauh di ujung pulau
Sebelum mata terpejam, ku pinjam sepenggl waktu tuk memeluk bayangmu
Bersama sejuta rindu melebur dlm tarian pena berkepalah biru

Bayangan wajah kusut memenuhi kantong ingatanku
Engkau yg tidurnya tak kenal lelap kala malam menyapa
Engkau yg mendahului sang mentari sebelum pagi mengepkan sayapnya
Tak pernah mengeluh dlm gelap, tak pernah berkeluh kesah dlm senyap

Kulit yg dulu mulus, kini dipenuhi guratan" halus bagaikan benang sutra yg tak ternilai harganya
Rambut yg dulu hitam kemilau, kini sedikit demi sedikit dihinggapi uban
Sengatan raja siang, rintik hujan, tak henti menghujam
Tak jua redup kobaran api semangat juangmu

Engkau pahlawan hidupku, akankah kupijaki surga?
Bilur"luka menganga, ditikam tingka jahilku
Miliaran kata, merobek jiwa bijakmu
Akankah kutemui bahagia di akhir nafasku?

Di ujung malam ini, ku menyapamu lewat untaian sairku
Lewat desauan sang bayu, ku bingkiskan kidung kerinduan
Jika Chairil Anwar ingin hidup seribu thn lg, maka aku ingin hidup selamanya hnya untk memelukmu
Engkau cinta pertamaku, aku mencintaimu kemarin, hari ini, esok, dan hingga Tuhan cemburu melihatnya

CINTA TAK SELAMANYA MEMILIKI

Ingatanku masih pagi, saat pertama kali kau memberikan senyuman yang paling manis dari beberapa wanita yang pernah kutemui. Awalnya kita dipertemukan di suatu senja, di sebuah kontrakan yang sudah cukup reot. Plafonnya sudah tak beraturan lagi, bergantungan tanpa ada yang mengurusinya, dinding bercat putih sudah memudar termakan usia.

KAU VS KOPI

Aku masih di sini, menghabiskan malam tanpa ada riuh suara, tanpa ada bising mesin, tanpa ada deringx nada ponsel yang sering memecah pekatnya mlam. Hanya ada aku dan penat. Entahlah dimana damai itu bersembunyi. Hanya ada mimpi terhampar di atas altar ilusi.



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler