Skip to Content

November 2015

MENGEJA TAKDIR

Katanya kita jenuh 
Saat kehilang kaki
Berjalan menentang asa 

DOA DALAM SUNYI

Semilir angin malam yang menyapa sepiku

 

Terdiam di pembaringan dalam lamunanku

 

Kata hati merangkai bahasa jiwa

 

Di Pintu Desember

Nopember berlalu hamparkan dingin kian membeku

Angin dan hujan ikut bersekutu bawakan gigil yang membiru

Dan aku masih terpaku bisu di pintu Desember yang menunggu

Epilog

Senja berlalu, Yudisthira masih berdiri memandang jasad  kurawa

Genggam tangan tak sedikitpun terbuka, gemetar, tangisnya tak bersuara

Perempuan Berkerudung Jingga

Dibawah garis gerimis

Dengan payung pelangi

Perempuan berkerudung jingga

berbisik pada sahabatnya

"Ayo pergi, dia melihatku, aku takut"

 

DAMAI AKAN CINTAMU

Di keheningan malam, dingin nan sepi

Rajut renung dalam kesendirian jiwa

Ragamu melintas dalam pikirku

Rasa ingin hadirnya kasihmu

 

Di Suatu Pagi

Jarum tua itu masih seperti biasa

bergerak bersahaja 6 derajat-6 derajat

Membalas salam matahari

dan embun terakhir

yang tak kau mengerti bahasanya

CERITA TENTANGMU

Lingkaran pelangi yang mewarnai hari

Ciptakan indahnya damai di hati

Di alur waktu yang kita jalani

 

Walau hanya setetes engkau biaskan embun di hati

DOAKU

Doaku menjelma burung layang

tak kunjung terbang, diombang ambing

oleh angin yang kian asing

 

Kerikil dan batuan tebing



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler